Loading...
link : Beda kisah jas Menteri Natsir dan Dirjen HAM Mualimin Abdi
Beda kisah jas Menteri Natsir dan Dirjen HAM Mualimin Abdi
George McTurnan Kahin terkejut melihat sosok pejabat di depannya. Tak pernah sekali pun, dan di mana pun, guru besar Universitas Cornell ini menyaksikan seorang menteri dengan jas berlubang dan kemeja bertambal.
Saat itu tahun 1946 di Yogyakarta, Kahin pertama kalinya bertemu Muhammad Natsir. Jabatannya mentereng: Menteri Penerangan Republik Indonesia, dengan penampilan yang jauh dari kata itu.
"Dia memakai kemeja bertambalan, sesuatu yang belum pernah saya lihat di antara para pegawai pemerintah mana pun," kata Kahin dalam buku Natsir, 70 Tahun Kenang-kenangan Kehidupan dan Perjuangan.
Belakangan Kahin baru tahu ternyata sang menteri cuma punya baju dua helai. Anak buahnya di kantor kemudian urunan untuk membelikan sang pejabat itu kemeja yang layak.
Buat Natsir menjadi pejabat adalah pengabdian. Banyak yang lebih penting dari sekadar soal jas yang berlubang. Dia pernah menjadi Perdana Menteri Indonesia tahun 1950 di masa demokrasi Parlementer. Menjadi pejabat nomor satu di pemerintahan.
Natsir menolak pemberian mobil mewah dari koleganya. Dia juga menolak dana yang diberikan pemerintah sebagai modal pensiun. Dia pria bersih, santun dan
Saat itu tahun 1946 di Yogyakarta, Kahin pertama kalinya bertemu Muhammad Natsir. Jabatannya mentereng: Menteri Penerangan Republik Indonesia, dengan penampilan yang jauh dari kata itu.
"Dia memakai kemeja bertambalan, sesuatu yang belum pernah saya lihat di antara para pegawai pemerintah mana pun," kata Kahin dalam buku Natsir, 70 Tahun Kenang-kenangan Kehidupan dan Perjuangan.
Belakangan Kahin baru tahu ternyata sang menteri cuma punya baju dua helai. Anak buahnya di kantor kemudian urunan untuk membelikan sang pejabat itu kemeja yang layak.
Buat Natsir menjadi pejabat adalah pengabdian. Banyak yang lebih penting dari sekadar soal jas yang berlubang. Dia pernah menjadi Perdana Menteri Indonesia tahun 1950 di masa demokrasi Parlementer. Menjadi pejabat nomor satu di pemerintahan.
Natsir menolak pemberian mobil mewah dari koleganya. Dia juga menolak dana yang diberikan pemerintah sebagai modal pensiun. Dia pria bersih, santun dan
Loading...
terhormat.
Berpuluh tahun kemudian, jas seorang pejabat jadi sorotan. Dirjen HAM Mualimin Abdi mengutus office boy untuk mencuci jas seharga Rp 10 juta miliknya. Entah apa yang ada di pikiran si OB, dia memilih mencuci di tempat Laundry kiloan di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan. Tentu bukan tempat ideal buat mencuci jas.
Jas mahal ini menyusut. Sang Dirjen menuntut tukang laundry kiloan Rp 210 juta. Rp 200 juta untuk kerugian imaterial, sementara Rp 10 juta buat ongkos ganti jas.
Belakangan Mualimin mencabut tuntutannya. Dia berdamai dengan tukang laundry. Namun masalah ini keburu ramai. Sampai Menteri Hukum dan HAM Yassona Laoly ikut bicara.
Mualimin sendiri mengaku bukan bermaksud mengambil keuntungan dari gugatan tersebut. Akan tetapi gugatan itu dilakukan lantaran untuk memberikan pelajaran hukum terhadap Budi maupun orang lain.
"Gugatan yang saya layangkan pada Mas Budi pada tanggal 5 Oktober lalu sebenarnya hanya untuk memberikan contoh pada masyarakat agar siapapun yang merasa dirugikan oleh orang lain, jika tidak bisa menyelesaikannya secara kekeluargaan maka bisa mengambil jalur hukum," kata Mualimin saat menggelar konferensi pers di gedung Ditjen HAM Kementerian Hukum dan HAM, Senin (10/10).
Beda zaman, beda kisah. Beda pejabat, beda pula pelajaran yang diberikannya pada masyarakat.
Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !
Berpuluh tahun kemudian, jas seorang pejabat jadi sorotan. Dirjen HAM Mualimin Abdi mengutus office boy untuk mencuci jas seharga Rp 10 juta miliknya. Entah apa yang ada di pikiran si OB, dia memilih mencuci di tempat Laundry kiloan di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan. Tentu bukan tempat ideal buat mencuci jas.
Jas mahal ini menyusut. Sang Dirjen menuntut tukang laundry kiloan Rp 210 juta. Rp 200 juta untuk kerugian imaterial, sementara Rp 10 juta buat ongkos ganti jas.
Belakangan Mualimin mencabut tuntutannya. Dia berdamai dengan tukang laundry. Namun masalah ini keburu ramai. Sampai Menteri Hukum dan HAM Yassona Laoly ikut bicara.
Mualimin sendiri mengaku bukan bermaksud mengambil keuntungan dari gugatan tersebut. Akan tetapi gugatan itu dilakukan lantaran untuk memberikan pelajaran hukum terhadap Budi maupun orang lain.
"Gugatan yang saya layangkan pada Mas Budi pada tanggal 5 Oktober lalu sebenarnya hanya untuk memberikan contoh pada masyarakat agar siapapun yang merasa dirugikan oleh orang lain, jika tidak bisa menyelesaikannya secara kekeluargaan maka bisa mengambil jalur hukum," kata Mualimin saat menggelar konferensi pers di gedung Ditjen HAM Kementerian Hukum dan HAM, Senin (10/10).
Beda zaman, beda kisah. Beda pejabat, beda pula pelajaran yang diberikannya pada masyarakat.
Demikianlah Artikel Beda kisah jas Menteri Natsir dan Dirjen HAM Mualimin Abdi
Sekianlah artikel Beda kisah jas Menteri Natsir dan Dirjen HAM Mualimin Abdi kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Beda kisah jas Menteri Natsir dan Dirjen HAM Mualimin Abdi dengan alamat link https://kabarislam24jam.blogspot.com/2016/10/beda-kisah-jas-menteri-natsir-dan.html
Loading...
0 Response to "Beda kisah jas Menteri Natsir dan Dirjen HAM Mualimin Abdi"
Posting Komentar