Loading...

Haul KH. Djazuli Utsman Ploso Ke 42: Karomah Itu Didapat Dari Ngaji

Haul KH. Djazuli Utsman Ploso Ke 42: Karomah Itu Didapat Dari Ngaji - Hallo sahabat Kabar Islam 24 Jam, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Haul KH. Djazuli Utsman Ploso Ke 42: Karomah Itu Didapat Dari Ngaji, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Loading...
Judul : Haul KH. Djazuli Utsman Ploso Ke 42: Karomah Itu Didapat Dari Ngaji
link : Haul KH. Djazuli Utsman Ploso Ke 42: Karomah Itu Didapat Dari Ngaji

Banyak Dicari


Haul KH. Djazuli Utsman Ploso Ke 42: Karomah Itu Didapat Dari Ngaji

Loading...
KH. Djazuli Utsman
KH. Djazuli Utsman
Khazanah Islam, Arrahmah.co.id - Sekilas sosok Kyai Nusantara, Pendiri pesantren Al Falah Ploso Kediri. Si Mbah KH. Djazuli Ustman.

Beliau dilahirkan pada  tanggal 16 Mei 1900 M. Ia adalah anak Raden Mas M. Utsman seorang Onder Distrik (penghulu kecamatan). Sebagai anak bangsawan, Mas'ud nama kecilnya Kyai Djazuli, beruntung karena ia bisa mengenyam pendidikan sekolah formal seperti SR, MULO, HIS bahkan sampai dapat duduk di tingkat perguruan tinggi STOVIA (Fakultas Kedokteran UI sekarang) di Batavia.
Belum lama Mas'ud menempuh pendidikan di STOVIA, tak lama berselang Pak Naib, demikian panggilan akrab RM. Utsman kedatangan tamu, KH. Ma'ruf (Kedunglo) yang dikenal dengan Waliyulloh.

"Pundi Mas'ud?" tanya Kyai Ma'ruf.
"Ke Batavia. Dia sekolah di jurusan kedokteran," jawab Ayah Mas'ud.
"Saene Mas'ud dipun aturi wangsul. Larene niku ingkang prayogi dipun lebetaken pondok (Sebaiknya ia dipanggil pulang. Anak itu cocoknya dimasukan ke pondok pesantren)," kata Kyai Ma'ruf.
Mendapat perintah dari seorang ulama yang sangat dihormatinya itu, Pak Naib kemudian mengirim surat ke Batavia meminta Mas'ud untuk pulang ke Ploso, Kediri. Sebagai anak yang berbakti ia pun kemudian pulang ke Kediri dan mulai belajar dari pesantren ke pesantren.
Melanglang buana mencari ilmu ke berbagai guru yang mutawatir sanadnya diantaranya adalah  KH. Hasyim Asy'ari Jombang Pendiri Nahdlatul Ulama'   KH. Dimyati Tremas Pacitan, KH. Zainuddin Mojosari, Syekh al Allamah al Aidrus Makkah dll.

Akhirnya pada tahun  1924 beliau membuka pengajian  dengan menggunakan sistem sorogan. Ketika pengajian baru dimulai hanya ada 12 orang santri yang mengikutinya. Namun tak lama kemudian, jumlah santri yang ingin mengaji semakin bertambah. Sehingga setengah tahun kemudian, tepatnya 1 Januari 1925, KH. A. Djazuli Usman mendirikan sebuah madrasah dan pondok pesantren. Beliau memanfaatkan serambi Masjid untuk kegiatan belajar mengajar para santri. Hingga kini pondok yang biasa disebut dengan nama desanya yakni Ploso, santrinya datang dari berbagai penjuru nusantara, ribuan yang mengeyam ilmu didalamnya dan hampir tidak ada pondok pesantren besar kecuali pernah mengaji kepada KH. Djazuli Ustman.

Disamping mempunyai murid murid hebat, beliau dikarunia putra yang sholeh dan menjadi pemimpin pada zamannya. Semisal KH. Zainuddin Jazuli, KH. Nurul Huda Jazuli, Gus Miek, KH. Fuad Jazuli, KH. munif Jazuli semua putranya menjadi ahlil ilm, keberkahan dari pada istiqomah mengaji ayahnya.

Dari beberapa penuturan  KH. Nurul Huda Djazuli, sewaktu penulis ( Ahmad Zain Bad ) mondok dahulu,  bahwa mbah Kyai Jazuli itu setiap harinya _mbalah_ 16 sampai 19 kitab, dari pagi sampai malam, mulai kitab terkecil sampai kitab yang berpuluh-puluh jilid. Begitu aktivitas keseharian beliau. Beliau jarang sekali mendatangi undangan karena lebih _ngopeni_ para santri yang datang dari beberapa penjuru nusantara. Hampi hampir kegiatan  mengaji tidak pernah libur.

Beliau wafat pada Sabtu Wage 10 Januari 1976 (10 Muharam 1396 H). Konon, sebagian anak-anak kecil di Ploso, saat menjelang kematian KH. Djazuli, melihat langit bertabur kembang. Langit pun seolah berduka dengan kepergian beliau.

Seandainya beliau memaksa untuk melanjutkan sekolah kedokterannya, dan tidak patuh pada orangtua mungkin kisahnya tidak akan seindah ini.

ونفعنا الله بعلومهم وباسرارهم في الدارين امين

Pada haul ke 42 KH Djazuli  bertepatan pada tanggal 9 - 10 Oktober 2016. Mbah Kyai Nurul Huda Djazuli berpesan, tentang pentingnya memondokkan anak :

Panjenengan purun  mondok-aken putrane niku sami kaleh Jihad Li'i'lai Kalimatillah hiyal Ulya. Kito harus ndamel generasi kyai-kyai tangguh seng sakniki katah ingkang tilar dunyo.

(Anda mau memondokkan anaknya itu sudah seperti Jihad mejunjung tinggi agama Allah. Kita harus mencetak generasi Ulama'- ulama' yang tangguh, yang mana pada saat ini banyak sekali Ulama' sepuh yang meninggal dunia.)

Wallohul Musta'aan.

Salam Takdzim

Ahmad Zain Bad, AnNur II Bululawang Malang.




Demikianlah Artikel Haul KH. Djazuli Utsman Ploso Ke 42: Karomah Itu Didapat Dari Ngaji

Sekianlah artikel Haul KH. Djazuli Utsman Ploso Ke 42: Karomah Itu Didapat Dari Ngaji kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Haul KH. Djazuli Utsman Ploso Ke 42: Karomah Itu Didapat Dari Ngaji dengan alamat link https://kabarislam24jam.blogspot.com/2016/10/haul-kh-djazuli-utsman-ploso-ke-42.html
Loading...

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Haul KH. Djazuli Utsman Ploso Ke 42: Karomah Itu Didapat Dari Ngaji"

Posting Komentar