Loading...
link : Lalu, Bagaimana Hukum Agama Yang Sebenarnya?
Lalu, Bagaimana Hukum Agama Yang Sebenarnya?
MetrominiNews - Bukan Islam (غَيۡرَ ٱلۡإِسۡلَـٰمِ)
Seorang tokoh Islam dari salah satu organisasi terbesar di Indonesia memberikan fatwa sebagai berikut: "Saya katakan NU bersama pemerintah, karena itu prinsip NU. Demi Allah yang dilakukan ISIS bukan Islam. Islam tidak seperti itu," tegas Said.
Apa yang dimaksud dengan pernyataan itu? Apakah yang dia maksud islam itu agama Islam, ataukah islam itu sikap kepatuhan kepada Allah secara total?
Bila yang dimaksud islam versi dia ialah agama Islam seperti yang kebanyakan umat Islam pikir, maka Islamic State bukanlah seperti kebanyakan organisasi (jamaah) yang ada pada umumnya. Di saat ummat muslimat dijajah dan ditindas oleh pemerintahan zalim dan sekutu, Islamic State lah yang maju menjawab seruan Allah:
Sedangkan mereka yang mengaku pembela Islam, berpedoman kepada Al Quran dan As Sunnah dari kalangan ASWAJA duduk diam saja.
Dan bila yang dia maksudkan dengan kata islam suatu kepatuhan kepada Allah, maka sejauh yang saya lihat justru kebalikannya. Dia dan organisasinya lah yang tidak patuh (غَيۡرَ ٱلۡإِسۡلَـٰمِ) terhadap perintah Allah secara total. Misalnya Allah memerintahkan untuk menjauhi Thaghut. Dia dan jamaahnya malah menjadi bagian dari pemerintahan thaghut.
Islamic State (Daulah Islam)
Istilah Islamic State (dan kata-kata semisalnya: Daulah Islamiah, Darul Islam, Negara Islam) jujur saya katakan tidak ada tercantum dalam Al Quran. Maka dari itu saya cenderung untuk tidak menggunakan istilah/nama ini. Saya lebih setuju untuk menggunakan kata 'Kerajaan Allah' atau 'Pemerintahan Allah' (dalam bahasa Inggris: 'United State of Allah'). Istilah kerajaan Allah ini pernah disuarakan oleh Isa Al Masih dalam Injil. Istilah Kerajaan/Pemerintahan Allah lebih sinkron dengan istilah agama Allah, sunnatullah, hukmullah, kitabullah. Bandingkan dengan istilah Islamic State yang sinkron dengan Islamic Law, Islamic Religion .
Lalu bagaimana kita menyikapi keberadaan Islamic State (Daulah Islam)?
Di Lebanon ada kelompok yang menamakan Hizbullat. Juga di Indonesia ada jamaah Hizbullah atau Jamaatul Muslimin. Penamaan ini memang sesuai dengan ayat-ayat Al Quran. Namun sangat disayangkan sebuah jamaah yang menggunakan nama-nama qurani secara teori dan pada prakteknya masih hidup dalam genggaman (mengabdi pada) thaghut.
Di lain pihak, muncul sekelompok umat yang hidup dalam sebuah pemerintahan (daulah) yang tunduk hanya (islam) kepada Allah dan menyerukan penegakan hukum-hukum Allah dan hidup dalam batas-batas-Nya (amar ma'ruf) serta menyerukan untuk ingkar kepada segala bentuk pengabdian manusia atas manusia (nahi mungkar). Kelompok ini pada akhirnya menamakan diri Daulah Islamiah
Seorang tokoh Islam dari salah satu organisasi terbesar di Indonesia memberikan fatwa sebagai berikut: "Saya katakan NU bersama pemerintah, karena itu prinsip NU. Demi Allah yang dilakukan ISIS bukan Islam. Islam tidak seperti itu," tegas Said.
Apa yang dimaksud dengan pernyataan itu? Apakah yang dia maksud islam itu agama Islam, ataukah islam itu sikap kepatuhan kepada Allah secara total?
Bila yang dimaksud islam versi dia ialah agama Islam seperti yang kebanyakan umat Islam pikir, maka Islamic State bukanlah seperti kebanyakan organisasi (jamaah) yang ada pada umumnya. Di saat ummat muslimat dijajah dan ditindas oleh pemerintahan zalim dan sekutu, Islamic State lah yang maju menjawab seruan Allah:
"Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan [membela] orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang semuanya berdo'a: "Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini [Mekah] yang zalim penduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi Engkau, dan berilah kami penolong dari sisi Engkau!".
Sedangkan mereka yang mengaku pembela Islam, berpedoman kepada Al Quran dan As Sunnah dari kalangan ASWAJA duduk diam saja.
Dan bila yang dia maksudkan dengan kata islam suatu kepatuhan kepada Allah, maka sejauh yang saya lihat justru kebalikannya. Dia dan organisasinya lah yang tidak patuh (غَيۡرَ ٱلۡإِسۡلَـٰمِ) terhadap perintah Allah secara total. Misalnya Allah memerintahkan untuk menjauhi Thaghut. Dia dan jamaahnya malah menjadi bagian dari pemerintahan thaghut.
Islamic State (Daulah Islam)
Istilah Islamic State (dan kata-kata semisalnya: Daulah Islamiah, Darul Islam, Negara Islam) jujur saya katakan tidak ada tercantum dalam Al Quran. Maka dari itu saya cenderung untuk tidak menggunakan istilah/nama ini. Saya lebih setuju untuk menggunakan kata 'Kerajaan Allah' atau 'Pemerintahan Allah' (dalam bahasa Inggris: 'United State of Allah'). Istilah kerajaan Allah ini pernah disuarakan oleh Isa Al Masih dalam Injil. Istilah Kerajaan/Pemerintahan Allah lebih sinkron dengan istilah agama Allah, sunnatullah, hukmullah, kitabullah. Bandingkan dengan istilah Islamic State yang sinkron dengan Islamic Law, Islamic Religion .
Lalu bagaimana kita menyikapi keberadaan Islamic State (Daulah Islam)?
Di Lebanon ada kelompok yang menamakan Hizbullat. Juga di Indonesia ada jamaah Hizbullah atau Jamaatul Muslimin. Penamaan ini memang sesuai dengan ayat-ayat Al Quran. Namun sangat disayangkan sebuah jamaah yang menggunakan nama-nama qurani secara teori dan pada prakteknya masih hidup dalam genggaman (mengabdi pada) thaghut.
Di lain pihak, muncul sekelompok umat yang hidup dalam sebuah pemerintahan (daulah) yang tunduk hanya (islam) kepada Allah dan menyerukan penegakan hukum-hukum Allah dan hidup dalam batas-batas-Nya (amar ma'ruf) serta menyerukan untuk ingkar kepada segala bentuk pengabdian manusia atas manusia (nahi mungkar). Kelompok ini pada akhirnya menamakan diri Daulah Islamiah
Loading...
atau Islamic State.
Para pendengki bisa jadi akan berkata Islamic State tidak islami karena tidak ada dalilnya.
Penamaan sebuah jamaah bisa tidak menjadi masalah, bisa juga bermasalah. Selama penamaan itu hanya sebuah nama, itu tidak apa-apa.
Sesungguhnya orang-orang mu'min, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak [pula] mereka bersedih hati. (Al Baqarah 62)
Tidak masalah apakah kamu Yahudi, Nasrani, Islamic State, Ikhwanul Muslimin, Nahdatul Ulama… (sebut saja yang lainnya). Yang terpenting apakah:
1. Kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhir.
2. Beramjal saleh (amar ma'ruf dan nahi mungkar)?
Itu yang menjadi tolak ukur. Sekarang kita lihat, manakah di antara jamaah yang ada benar-benar seperti tercantum dalam ayat 62 surah Al Baqarah? Dia yang bilang Islamic State bukan Islam apakah sudah benar-benar (menaruh) percaya kepada Allah dan tunduk kepada kehendak Allah ataukah masih mengikuti kemauan hawa nafsunya? Sudahkah dia amar ma'ruf (menyeru hanya mengabdi kepada Allah) dan nahi mungkar (menyerukan pengingkaran kepada sistim thaghut?).
Andai saja ikhwanul Muslimin, Nahdatul Ulama dan yang lainnya memang menyerukan penegakkan hukum Allah dan hidup di bawah syariat-Nya, tentulah mereka termasuk golongan Allah (hizbullah) apapun nama mereka. Dan apabila kelompok-kelompok itu tidak lagi menyerukan hukum-hukum Allah dan sebaliknya menyerukan ajaran-ajaran (pandangan/filsaafat hidup manusia), maka nama yang bereka buat sudah menjadi sebuah sekte keagamaan.
Membaca terjemahan di atas mungkin di antara Saudara ada yang berpikir: Bila demikian orang budha atau orang hindu bisa masuk sorga dong?
Pengertian Nasrani dan Yahudi ialah Nasrani dan Yahudi yang lurus. Mereka berpegang pada ajaran yang masih murni: monotheist, muwahhid. Contohnya Waraqah bin Naufal, sepupu Siti Khadijah. Ia seorang ahli Taurat dan Injil.
Diriwayatkan setelah nabi Muhammad SAW menerima wahyu yang pertama, istri belia membawanya ke rumah Waraqah. Setelah diperkenalkan oleh Siti Khadijah dan diceritakannya kejadian yang dialami suaminya, Waraqah berkata: "Quddus, Quddus! Hai anak saudaraku, Itu adalah rahasia paling besar yang pernah diturunkan Allah kepada nabi Musa. Wahai sekiranya aku dapat menjadi muda dan kuat. Semoga aku masih hidup dan dapat melihat ketika engkau diusir kaummu."
Setelah mendengar perkataan Waraqah, nabipun bertanya: "Apakah mereka akan mengusir aku?"
Jawab Waraqah: " Ya! Semua orang yang membawa seperti apa yang engkau bawa ini, mereka selalu dimusuhi. Jikalau aku masih menjumpai hari dan waktu engkau dimusuhi itu, aku akan menolong engkau dengan sekuat tenagaku."
Pertanyaannya, apakah pada saat sekarang masih ada orang nasrani yang seperti Waraqah? Kemungkinannya, meskipun kecil, masih ada. Tidak semua orang Nasrani menerima ajaran trinitas. Di antara mereka masih ada yang meragukan ketuhanan Al Masih. (/stwj)
Para pendengki bisa jadi akan berkata Islamic State tidak islami karena tidak ada dalilnya.
Penamaan sebuah jamaah bisa tidak menjadi masalah, bisa juga bermasalah. Selama penamaan itu hanya sebuah nama, itu tidak apa-apa.
Sesungguhnya orang-orang mu'min, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak [pula] mereka bersedih hati. (Al Baqarah 62)
Tidak masalah apakah kamu Yahudi, Nasrani, Islamic State, Ikhwanul Muslimin, Nahdatul Ulama… (sebut saja yang lainnya). Yang terpenting apakah:
1. Kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhir.
2. Beramjal saleh (amar ma'ruf dan nahi mungkar)?
Itu yang menjadi tolak ukur. Sekarang kita lihat, manakah di antara jamaah yang ada benar-benar seperti tercantum dalam ayat 62 surah Al Baqarah? Dia yang bilang Islamic State bukan Islam apakah sudah benar-benar (menaruh) percaya kepada Allah dan tunduk kepada kehendak Allah ataukah masih mengikuti kemauan hawa nafsunya? Sudahkah dia amar ma'ruf (menyeru hanya mengabdi kepada Allah) dan nahi mungkar (menyerukan pengingkaran kepada sistim thaghut?).
Andai saja ikhwanul Muslimin, Nahdatul Ulama dan yang lainnya memang menyerukan penegakkan hukum Allah dan hidup di bawah syariat-Nya, tentulah mereka termasuk golongan Allah (hizbullah) apapun nama mereka. Dan apabila kelompok-kelompok itu tidak lagi menyerukan hukum-hukum Allah dan sebaliknya menyerukan ajaran-ajaran (pandangan/filsaafat hidup manusia), maka nama yang bereka buat sudah menjadi sebuah sekte keagamaan.
Membaca terjemahan di atas mungkin di antara Saudara ada yang berpikir: Bila demikian orang budha atau orang hindu bisa masuk sorga dong?
Pengertian Nasrani dan Yahudi ialah Nasrani dan Yahudi yang lurus. Mereka berpegang pada ajaran yang masih murni: monotheist, muwahhid. Contohnya Waraqah bin Naufal, sepupu Siti Khadijah. Ia seorang ahli Taurat dan Injil.
Diriwayatkan setelah nabi Muhammad SAW menerima wahyu yang pertama, istri belia membawanya ke rumah Waraqah. Setelah diperkenalkan oleh Siti Khadijah dan diceritakannya kejadian yang dialami suaminya, Waraqah berkata: "Quddus, Quddus! Hai anak saudaraku, Itu adalah rahasia paling besar yang pernah diturunkan Allah kepada nabi Musa. Wahai sekiranya aku dapat menjadi muda dan kuat. Semoga aku masih hidup dan dapat melihat ketika engkau diusir kaummu."
Setelah mendengar perkataan Waraqah, nabipun bertanya: "Apakah mereka akan mengusir aku?"
Jawab Waraqah: " Ya! Semua orang yang membawa seperti apa yang engkau bawa ini, mereka selalu dimusuhi. Jikalau aku masih menjumpai hari dan waktu engkau dimusuhi itu, aku akan menolong engkau dengan sekuat tenagaku."
Pertanyaannya, apakah pada saat sekarang masih ada orang nasrani yang seperti Waraqah? Kemungkinannya, meskipun kecil, masih ada. Tidak semua orang Nasrani menerima ajaran trinitas. Di antara mereka masih ada yang meragukan ketuhanan Al Masih. (/stwj)
Demikianlah Artikel Lalu, Bagaimana Hukum Agama Yang Sebenarnya?
Sekianlah artikel Lalu, Bagaimana Hukum Agama Yang Sebenarnya? kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Lalu, Bagaimana Hukum Agama Yang Sebenarnya? dengan alamat link https://kabarislam24jam.blogspot.com/2016/10/lalu-bagaimana-hukum-agama-yang.html
Loading...
0 Response to "Lalu, Bagaimana Hukum Agama Yang Sebenarnya?"
Posting Komentar