Loading...
link : Terbunuhnya Husein bin Ali dan Penghianatan Syiah (1)
Terbunuhnya Husein bin Ali dan Penghianatan Syiah (1)
MetrominiNews - Saat Muawiyah bin Abi Sufyan radhiallahu 'anhuma pada tahun 60 H meninggal, anaknya yang bernama Yazid dibai'at sebagai khalifah. Adapun Husain bin Ali radhiallahu 'anhuma dan Abdullah bin Zubair termasuk yang enggan berbai'at kepada Yazid. Mereka berdua berangkat menuju Makkah dan menetap di sana. Kaum muslimin banyak yang mendatangi Husain radhiallahu 'anhu untuk mendengar ilmu dan wejangan dari beliau. Adapun Ibnu Zubair radhiallahu 'anhu menetap di tempat ibadahnya di sisi Ka'bah.
Tidak berapa lama kemudian, berdatanganlah surat-surat yang berasal dari penduduk Kufah yang menghendaki kedatangan Husain radhiallahu 'anhu ke negeri mereka agar mereka segera membaiatnya sebagai pengganti Yazid bin Muawiyah.
Yang pertama kali mendatangi Husain radhiallahu 'anhu adalah Abdullah bin Saba', al-Hamdani, dan Abdullah bin Wal. Mereka membawa surat yang berisi ucapan selamat atas kematian Muawiyah radhiallahu 'anhu. Setelah itu, disusul oleh ratusan surat yang meminta Husain radhiallahu 'anhu untuk segera datang ke Kufah.
Akhirnya Husain radhiallahu 'anhu mengutus anak pamannya yang bernama Muslim bin Aqil bin Abi Thalib ke Irak untuk meneliti duduk permasalahan sebenarnya dan kesepakatan mereka. Apabila hal ini sesuatu yang jelas dan mesti, Husain akan berangkat bersama keluarga dan kerabatnya.
Tatkala Muslim bin Aqil tiba di Kufah, beliau singgah di rumah Muslim bin Ausajah al-Asadi. Ada pula yang berkata bahwa beliau singgah di rumah Mukhtar bin Abi Ubaid ats-Tsaqafi. Wallahu a'lam.
Penduduk Kufah berbondong-bondong mendatangi Muslim untuk membaiatnya atas nama kepemimpinan Husain radhiallahu 'anhu. Jumlah mereka mencapai 18.000 orang. Akhirnya, Muslim mengirim surat kepada Husain radhiallahu 'anhu agar segera datang ke Kufah karena pembaiatan telah siap. Husain radhiallahu 'anhu pun bersiap berangkat dari Makkah menuju Kufah.
Berita kedatangan Husain radhiallahu 'anhu kian tersiar dan
Tidak berapa lama kemudian, berdatanganlah surat-surat yang berasal dari penduduk Kufah yang menghendaki kedatangan Husain radhiallahu 'anhu ke negeri mereka agar mereka segera membaiatnya sebagai pengganti Yazid bin Muawiyah.
Yang pertama kali mendatangi Husain radhiallahu 'anhu adalah Abdullah bin Saba', al-Hamdani, dan Abdullah bin Wal. Mereka membawa surat yang berisi ucapan selamat atas kematian Muawiyah radhiallahu 'anhu. Setelah itu, disusul oleh ratusan surat yang meminta Husain radhiallahu 'anhu untuk segera datang ke Kufah.
Akhirnya Husain radhiallahu 'anhu mengutus anak pamannya yang bernama Muslim bin Aqil bin Abi Thalib ke Irak untuk meneliti duduk permasalahan sebenarnya dan kesepakatan mereka. Apabila hal ini sesuatu yang jelas dan mesti, Husain akan berangkat bersama keluarga dan kerabatnya.
Tatkala Muslim bin Aqil tiba di Kufah, beliau singgah di rumah Muslim bin Ausajah al-Asadi. Ada pula yang berkata bahwa beliau singgah di rumah Mukhtar bin Abi Ubaid ats-Tsaqafi. Wallahu a'lam.
Penduduk Kufah berbondong-bondong mendatangi Muslim untuk membaiatnya atas nama kepemimpinan Husain radhiallahu 'anhu. Jumlah mereka mencapai 18.000 orang. Akhirnya, Muslim mengirim surat kepada Husain radhiallahu 'anhu agar segera datang ke Kufah karena pembaiatan telah siap. Husain radhiallahu 'anhu pun bersiap berangkat dari Makkah menuju Kufah.
Berita kedatangan Husain radhiallahu 'anhu kian tersiar dan
Loading...
sampai kepada an-Nu'man bin Basyir radhiallahu 'anhuma yang ketika itu menjadi Gubernur Kufah bagi pemerintahan Yazid. Beliau seakan-akan tidak peduli dengan semakin gencarnya isu pembaiatan terhadap Husain radhiallahu 'anhu.
Berita ketidakpedulian Nu'man radhiallahu 'anhuma sampai kepada Yazid. Yazid melengserkan Nu'man radhiallahu 'anhuma dari kedudukannya dan memerintah Ubaidullah bin Ziyad untuk menguasai Kufah dan Basrah sekaligus.
Yazid berpesan kepada Ibnu Ziyad, "Jika engkau datang ke Kufah, carilah Muslim bin Aqil. Jika engkau mampu membunuhnya, bunuhlah."
Ibnu Ziyad berangkat dari Basrah menuju Kufah. Tatkala memasuki Kufah, ia menutup wajahnya dengan sorban hitam. Setiap kali dia melewati sekumpulan manusia, ia berkata : "Assalamu'alaikum." Mereka menjawab, "Wa'alaikassalam, selamat datang wahai anak Rasulullah." Mereka menyangka bahwa dia adalah Husain radhiallahu 'anhu, karena memang telah menunggu kedatangannya sampai akhirnya banyak penduduk mengerumuninya.
Muslim bin Amr berkata, "Mundurlah kalian, ini adalah Gubernur Ubaidullah bin Ziyad."
Tatkala mereka mengetahui bahwa itu bukan Husain, mereka bersedih. Ubaidullah akhirnya yakin bahwa hal ini adalah kesungguhan.
Dia kemudian memasuki istana Gubernur Kufah dan mengutus Ma'qil, maula Ubaidullah bin Ziyad, untuk meneliti keadaan dan melacak siapa dalang utama yang mengatur pembaiatan terhadap Husain radhiallahu 'anhu.
Ma'qil berangkat dengan membawa uang 3.000 dirham sambil menyamar sebagai orang yang berasal dari Hims yang datang untuk membaiat Husain radhiallahu 'anhu. Dia terus berlemah lembut hingga ditunjukkan kepadanya tempat Muslim bin Aqil dibaiat yaitu rumah milik Hani bin Urwah. Akhirnya, dia mengetahui bahwa Muslim bin Aqil merupakan otaknya. Dia pun kembali dan mengabarkan hal ini kepada Ubaidullah.
Berita ketidakpedulian Nu'man radhiallahu 'anhuma sampai kepada Yazid. Yazid melengserkan Nu'man radhiallahu 'anhuma dari kedudukannya dan memerintah Ubaidullah bin Ziyad untuk menguasai Kufah dan Basrah sekaligus.
Yazid berpesan kepada Ibnu Ziyad, "Jika engkau datang ke Kufah, carilah Muslim bin Aqil. Jika engkau mampu membunuhnya, bunuhlah."
Ibnu Ziyad berangkat dari Basrah menuju Kufah. Tatkala memasuki Kufah, ia menutup wajahnya dengan sorban hitam. Setiap kali dia melewati sekumpulan manusia, ia berkata : "Assalamu'alaikum." Mereka menjawab, "Wa'alaikassalam, selamat datang wahai anak Rasulullah." Mereka menyangka bahwa dia adalah Husain radhiallahu 'anhu, karena memang telah menunggu kedatangannya sampai akhirnya banyak penduduk mengerumuninya.
Muslim bin Amr berkata, "Mundurlah kalian, ini adalah Gubernur Ubaidullah bin Ziyad."
Tatkala mereka mengetahui bahwa itu bukan Husain, mereka bersedih. Ubaidullah akhirnya yakin bahwa hal ini adalah kesungguhan.
Dia kemudian memasuki istana Gubernur Kufah dan mengutus Ma'qil, maula Ubaidullah bin Ziyad, untuk meneliti keadaan dan melacak siapa dalang utama yang mengatur pembaiatan terhadap Husain radhiallahu 'anhu.
Ma'qil berangkat dengan membawa uang 3.000 dirham sambil menyamar sebagai orang yang berasal dari Hims yang datang untuk membaiat Husain radhiallahu 'anhu. Dia terus berlemah lembut hingga ditunjukkan kepadanya tempat Muslim bin Aqil dibaiat yaitu rumah milik Hani bin Urwah. Akhirnya, dia mengetahui bahwa Muslim bin Aqil merupakan otaknya. Dia pun kembali dan mengabarkan hal ini kepada Ubaidullah.
To be continue.....
Demikianlah Artikel Terbunuhnya Husein bin Ali dan Penghianatan Syiah (1)
Sekianlah artikel Terbunuhnya Husein bin Ali dan Penghianatan Syiah (1) kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Terbunuhnya Husein bin Ali dan Penghianatan Syiah (1) dengan alamat link https://kabarislam24jam.blogspot.com/2016/10/terbunuhnya-husein-bin-ali-dan.html
Loading...
0 Response to "Terbunuhnya Husein bin Ali dan Penghianatan Syiah (1)"
Posting Komentar