Loading...

Kisah dan Kesaksian Ikhwah Dari Mosul (Bagian 2)

Kisah dan Kesaksian Ikhwah Dari Mosul (Bagian 2) - Hallo sahabat Kabar Islam 24 Jam, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Kisah dan Kesaksian Ikhwah Dari Mosul (Bagian 2), kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Loading...
Judul : Kisah dan Kesaksian Ikhwah Dari Mosul (Bagian 2)
link : Kisah dan Kesaksian Ikhwah Dari Mosul (Bagian 2)

Banyak Dicari


    Kisah dan Kesaksian Ikhwah Dari Mosul (Bagian 2)

    MetrominiNews - Sebelumnya Kisah dan Kesaksian Ikhwah dari Mosul Bag. 1

    Kehidupan normal warga dan roda pemerintahan Daulah Islam berjalan seperti biasa. Daulah Islam membuka peluang bagi para relawan untuk berjihad.

    Seluruh Diwan (Departemen) Daulah Bekerja seperti Biasa
    Ribuan pegawai di berbagai departemen Daulah belum mendapatkan kesempatan untuk keluar menuju front-front pertempuran. Moral mujahidin tengah membumbung ke langit tinggi, di saat kepala-kepala tentara Peshmerga digantung di jembatan kota. Apa yang disaksikan warga hanyalah sedikit dari korban pasukan Peshmerga. Ribuan mujahidin masih berada  di dalam  kota,  mereka  bekerja di  sejumlah  departemen,  rindu  untuk  berperang melawan orang-orang kafir. Sampai-sampai, al-akh Abu Mariya Al-Mosuli berkata kepadaku dengan bersedih, "Kami meminta kepada mereka agar membawa kami menuju front-front pertempuran, namun mereka tidak menerima." (Baca: Kehidupan Normal Warga Mosul Dibawah Naungan Khilafah)

    Bukan sekadar siap berperang, namun semuanya siap untuk membunuh. Anda bisa merasakan bahwa semua mujahidin adalah para istisyhadi. Masing-masing ingin agar darahnya tertumpah dan mengorbankan nyawanya dengan murah demi membela negeri Islam dan kehormatan kaum muslimin.
    Ringkasnya, cucu-cucu Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam tiba di medan Perang Mosul dalam puncak kematangan iman dan militer.

    Jalanan Macet, Warga Bergembira, dan Warnet Buka

    Aku tiba beberapa jam lalu di Mosul. Jalanan macet, restoran ramai beroperasi, masjid- masjid dipenuhi jamaah, warga kota bergembira, hukuman hudud diterapkan di kota, lembaga peradilan bekerja menunaikan pekerjaannya, mujahidin fi sabilillah merasa yakin dengan  kemenangan.  Segala  puji  bagi  Allah.  Atmosfer  di  kota  tidak  berbeda  dengan atmosfer di setiap wilayah Daulah Islam. Para muhajirin dan orang-orang asing tidak ada yang melarikan diri ke Raqqah!
    Saat ini pun, aku menulis tulisan ini dari warnet yang ada di kota. Kalian jangan percaya kepada  babi-babi  (baca:  kuffar)  dan  media-media  kafir  itu.  Realitanya  sangat  berbeda dengan apa-apa yang mereka lansir.

    Salah Seorang Mantan Pesepakbola

    Aku bepergian dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan taksi. Setiap aku mendatangi   sebuah   tempat,  aku  bertemu  dengan  puluhan   mujahidin   dari   kalangan Muhajirin ataupun Anshar. Demi Allah, wahai ikhwah, di sana pun ada pasukan di dalam kota. Momen-momen seperti ini mengingatkanku pada apa yang aku lakukan tiga tahun silam, di saat dengan konyolnya aku ikut pergi mengiringi klub sepakbola kebanggaan kotaku menempuh ratusan mil, menahan lapar, cuaca dingin atau panas, di perjalanan. Lalu ketika klub sepakbola tersebut maju ke putaran final Piala Dunia Antar Klub, penduduk Maroko yang terjajah (sistem jahiliyah, Penj.) itu keluar ke jalanan mengibarkan bendera-bendera klub, pesta-pesta menyeruak ke seluruh penjuru negeri, sembari tak lupa memutar berbagai nyanyian,  berdansa  menari-nari, dan  bertepuk tangan. Seluruh warga  menangis bahagia dengan kemenangan tersebut. Dulu, aku pun terjajah seperti mereka.

    Demi Allah wahai ikhwah, pemandangan serupa terjadi sekarang ini di jalanan Mosul. Perayaan-perayaan terjadi di jalanan, kegembiraan terlukis di wajah orang-orang dewasa dan  anak-anak  kecil.  Banyak  mobil  dan  motor  melintas  sambil  mengibarkan  bendera- bendera Khilafah. Kaum muslimin tiada hentinya mengumandangkan, "Daulah Islam Baqiyah!" Sembari tak lupa memutar-mutar nasyid-nasyid Daulah dan untaian kalimat Syaikh Al-Adnani –semoga Allah menerimanya. Demi Allah, kalau bukan karena as-sam'u wa ath- tha'ah (prinsip mendengar dan patuh, Penj.), pasti akan aku tulis setiap detil pemandangan yang ada. Subhanallah, dari 'jihad' demi klub sepakbola menuju jihad fi sabilillah. Segala puji bagi Allah atas anugerah hidayah, dan cukuplah hal ini.
    Loading...
    align="justify">
    Wawancara Warga di Radio Al-Bayan

    Pada hari Jumat aku pergi ke tempat tertentu untuk membeli sejumlah buku. Aku membeli kitab At-Tauhid karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, kitab Fathul-Majid, dan juga 'Umdah At-Tafsir karya Ahmad Syakir. Seperti biasa, jalanan macet dan pasar-pasar sangat ramai, alhamdulillah. Selepas kabar tentang Kirkuk, orang-orang begitu gembira dan berbahagia, alhamdulillah. Kemudian aku pulang dengan mengendarai taksi, dan aku mendengar di siaran radio Al-Bayan, beberapa wawancara dengan warga. Salah seorang dari mereka mengatakan, "Kami ingin berhukum dengan syariat Allah, sehingga Allah pun meridhai kami."
    Yang lainnya menimpali, "Pesan kepada Abu Bakar Al-Baghdadi, kami adalah rakyatmu. Kami berbaiat mati di jalan Allah."

    "Kami katakan kepada pemimpin kami Abu Bakar Al-Baghdadi dan kepada rakyatmu, bahwa kami bersamamu, kami berperang bersama tentara Daulah Islam,"  tukas seorang warga lainnya.
    Para warga turut melakukan ribath, dan orang-orang dewasa mendaftarkan nama mereka untuk melakoni amaliyah istisyhadiyah (mencari syahid).

    Amir kantor al-wafidin mengatakan bahwa angka pendaftaran amaliyah istiyhadi dari kalangan orang-orang tua sangatlah tinggi. Dari situ, ikhwah yang menjaga berbagai front bisa digantikan untuk beristirahat. Hal demikian menjadi salah satu faktor yang mendorong seseorang mundur dari front, disebabkan kondisi (baik fisik dan mental) kelelahan. Semoga Allah memberkahi para ikhwah askari.
    Selain itu, salah seorang khatib Jumat menyatakan bahwa pada malam hari, kaum muslimin dari kalangan rakyat turun ke jalan-jalan untuk melakukan ribath.

    Hartawan Mosul: "Aku Takkan Pergi dari Mosul, dan Aku akan Mati di Sini."

    Hari ini, aku tengah duduk bersama salah seorang ikhwah munashir (pendukung) yang dianugerahi harta melimpah dan perniagaan sukses. Pernah ditawarkan kepadanya untuk tinggal di Turki bersama keluarganya, dan dia juga memiliki tempat tinggal dan kendaraan di sana. Namun dia menolak tawaran itu, seraya menegaskan, "Aku takkan pergi dari Mosul, dan aku akan mati di sini, insyaa Allah!"
    Kemarin, dia pergi untuk berbaiat dan bergabung bersama mujahidin. Namun ikhwah mengatakan kepadanya, "Mohon maaf, sekarang kami tidak bisa mendaftarkanmu. Semua muaskar sudah penuh, jadi harus menunggu."

    Mendengar jawaban tersebut, dia pun memohon kepada ikhwah agar memberikan ju'bah (rompi magazin), sehingga dia bisa ribath di jalanan kota Mosul, sampai tiba waktu gilirannya masuk muaskar. Dia sendiri terlecut semangatnya setelah mendengarkan kabar di salah satu radio Kurdi mengenai seruan donor darah untuk tentara najis mereka.

    Demikianlah,  pendaftaran  untuk  melakukan  amaliyah  istisyhadi  dan untuk  mendapatkan sabuk  peledak  menjadi  satu  sejarah  tersendiri  di  sini,  alhamdulillah.  Angka  baiat  pun semakin tinggi. "Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya," (Al-Anfal: 30)

    Bertakwalah kepada Rabb Penjaga Mosul

    Sebagian  ikhwah  terlalu  berlebihan  dengan  mengatakan  bahwa  Mosul  (dengan  kondisi medan dan geografisnya) adalah kota yang kokoh, takkan terkalahkan, dan sanggup memenangkan pertempuran. Tidak demikian, wahai saudara-saudaraku tercinta. Sesungguhnya Allah-lah yang memuluskan faktor-faktor kemenangan bagi para hamba-Nya. Maka sadarlah dan ingatlah bahwa Allah-lah yang menolong para hamba-Nya, baik itu di Mosul atau di kota-kota lainnya. Janganlah kalian bertawakal kepada Mosul, tapi bertawakallah kepada Rabb Penjaga Mosul.[]
    (Bersambung ke bagian 3, InsyaAlloh)

    Alih Bahasa: Abana Ghaida
    Diterjemahkan  secara  bebas,  dengan  sedikit  perubahan  redaksi,  tanpa  mengubah substansi tulisan.



    Demikianlah Artikel Kisah dan Kesaksian Ikhwah Dari Mosul (Bagian 2)

    Sekianlah artikel Kisah dan Kesaksian Ikhwah Dari Mosul (Bagian 2) kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

    Anda sekarang membaca artikel Kisah dan Kesaksian Ikhwah Dari Mosul (Bagian 2) dengan alamat link https://kabarislam24jam.blogspot.com/2016/11/kisah-dan-kesaksian-ikhwah-dari-mosul_12.html
    Loading...

    Subscribe to receive free email updates:

    Related Posts :

    0 Response to "Kisah dan Kesaksian Ikhwah Dari Mosul (Bagian 2)"

    Posting Komentar