Loading...

Memang Ayah Tak Menyusuimu, Tapi Setiap Tetesan Keringat Ayah Menjadi Air Susu yang Membesarkanmu

Memang Ayah Tak Menyusuimu, Tapi Setiap Tetesan Keringat Ayah Menjadi Air Susu yang Membesarkanmu - Hallo sahabat Kabar Islam 24 Jam, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Memang Ayah Tak Menyusuimu, Tapi Setiap Tetesan Keringat Ayah Menjadi Air Susu yang Membesarkanmu, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Loading...
Judul : Memang Ayah Tak Menyusuimu, Tapi Setiap Tetesan Keringat Ayah Menjadi Air Susu yang Membesarkanmu
link : Memang Ayah Tak Menyusuimu, Tapi Setiap Tetesan Keringat Ayah Menjadi Air Susu yang Membesarkanmu

Banyak Dicari


Memang Ayah Tak Menyusuimu, Tapi Setiap Tetesan Keringat Ayah Menjadi Air Susu yang Membesarkanmu

Loading...
Pembaca yang budiman, sering - kali kita menyangka bapak kita merupakan wujud tegar dan juga tidak sempat menangis. wujud yang tidak sempat bersedih terlebih lagi tidak bisa jadi bersedih. tetapi apakah benar benar serupa itu?. pembaca sholihah yang budiman, ayo ikuti suatu tulisan renungan yang hendak membikin kita lekas mau memeluk bapak kita.

bisa jadi bunda lebih sering menelpon buat menanyakan keadaanku tiap hari, tetapi apakah saya ketahui, kalau sesungguhnya ayahlah yang menegaskan bunda buat meneleponku?

semasa kecil, ibukulah yang lebih kerap menggendongku. tetapi apakah saya tau kalau kala bapak kembali bekerja dengan muka yang lelah ayahlah yang senantiasa menanyakan apa yang saya jalani seharian, walaupun dia tidak bertanya langsung kepadaku karna saking letihnya mencari nafkah dan juga melihatku terlelap dalam tidur nyenyakku.

dikala saya sakit demam, bapak membentakku "sudah diberitahu, jangan minum es! " lalu saya merengut menghindari ayahku dan juga menangis didepan bunda.

tetapi apakah saya ketahui kalau ayahlah yang gelisah dengan keadaanku, hingga dia cuma dapat menggigit bibir menahan kesakitanku.

kala saya anak muda, saya memohon izin buat keluar malam. bapak dengan tegas mengatakan "tidak boleh! "sadarkah saya, kalau ayahku cuma mau melindungi saya, dia lebih ketahui dunia luar, dibanding saya terlebih lagi ibuku?

karna untuk bapak, saya merupakan suatu yang amat berharga. dikala saya sudah dipercayai olehnya, bapak juga melonggarkan peraturannya.

hingga kadangkala saya melanggar kepercayaannya. ayahlah yang setia menunggu saya diruang tamu dengan kerasa amat gelisah, terlebih lagi hingga menyuruh bunda buat mengontak sebagian temannya buat menanyakan keadaanku, "dimana, dan juga lagi apa saya diluar situ. "

sehabis saya berusia, walaupun bunda yang mengantar saya ke sekolah buat belajar, tetapi mengerti kah saya, kalau ayahlah yang mengatakan: bunda, temanilah anakmu, saya berangkat mencari nafkah dahulu buat kita berbarengan.

dikala saya merengek membutuhkan ini – itu, buat keperluan kuliahku, bapak cuma mengerutkan dahi, tanpa menolak, dia memenuhinya, dan juga hanya berpikir, kemana saya wajib mencari duit ekstra, sementara itu gajiku pas - pasan dan juga sudah tidak terdapat lagi tempat buat meminjam.

dikala saya berjaya. bapak merupakan orang kesatu yang berdiri dan juga bertepuk tangan untukku. ayahlah yang mengabari sanak kerabat, "anakku saat ini sukses. " walaupun kadangkala saya hanya dapat membelikan pakaian koko itu juga hanya setahun sekali. bapak hendak tersenyum dengan bangga.

dalam sujudnya bapak pula tidak kalah dengan doanya bunda, hanya kelainannya bapak simpan doa itu dalam hatinya. hingga kala nanti saya menciptakan jodohku, ayahku hendak amat berhati – hati mengizinkannya.

dan juga kesimpulannya, dikala bapak melihatku duduk diatas pelaminan berbarengan pasanganku, ayahpun tersenyum senang. lalu sempatkah saya memergoki, kalau bapak pernah berangkat ke balik dan juga menangis? bapak menangis karna bapak amat senang. dan juga dia juga berdoa, "ya alloh, tugasku telah tuntas dengan baik. bahagiakanlah putra gadis kecilku yang manis berbarengan pendampingnya.

"pesan bunda ke anak buat seseorang ayah"

anakku..

benar bapak tidak mengandungmu,
tetapi darahnya mengalir di darahmu, namanya menempel dinamamu…
benar bapak tidak melahirkanmu,
benar bapak tidak menyusuimu,
tetapi dari keringatnyalah tiap tetesan yang jadi air susumu…

nak…

bapak benar tidak menjagaimu tiap dikala,
tetapi mengerti kah kau dalam do'anya senantiasa terdapat namamu disebutnya…
tangisan bapak bisa jadi tidak sempat kau dengar karna ia mau nampak kokoh supaya kau tidak ragu buat berlindung di lengannya dan juga dadanya kala kau terasa tidak aman…

dekapan ayahmu bisa jadi tidak sehangat dan juga seerat ibu, karna kecintaanya ia cemas tidak mampu melepaskanmu…
ia mau kau mandiri, supaya kala kami tiada kau mampu mengalami seluruh seorang diri..

ibu cuma mau kau ketahui nak..
kalau cinta bapak kepadamu sama besarnya dengan cinta bunda…
anakku…
jadi didirinya pula ada surga bagimu… hingga hormati dan juga sayangi ayahmu.




(sumber: sholihah. website. id)



Demikianlah Artikel Memang Ayah Tak Menyusuimu, Tapi Setiap Tetesan Keringat Ayah Menjadi Air Susu yang Membesarkanmu

Sekianlah artikel Memang Ayah Tak Menyusuimu, Tapi Setiap Tetesan Keringat Ayah Menjadi Air Susu yang Membesarkanmu kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Memang Ayah Tak Menyusuimu, Tapi Setiap Tetesan Keringat Ayah Menjadi Air Susu yang Membesarkanmu dengan alamat link https://kabarislam24jam.blogspot.com/2016/11/memang-ayah-tak-menyusuimu-tapi-setiap.html
Loading...

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Memang Ayah Tak Menyusuimu, Tapi Setiap Tetesan Keringat Ayah Menjadi Air Susu yang Membesarkanmu"

Posting Komentar