Loading...
link : Siapa KH As’ad? Mengenal KH As’ad, Kiai yang Ditetapkan Sebagai Pahlawan
Siapa KH As’ad? Mengenal KH As’ad, Kiai yang Ditetapkan Sebagai Pahlawan
Loading...
Sekretariat Kabinet mengumumkan, Kamis (10/11/2016), Presiden Joko Widodo akan menganuerahkan gelar pahlawan nasional kepada KH. Raden As'ad Syamsul Arifin. Gelar pahlawan nasional ini diberikan berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 90/TK/Tahun 2016 tentang penganugerahan gelar Pahlawan Nasional.
Siapa KH As'ad?
Dia adalah pendiri Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah, Sukorejo, Situbondo, Jawa Timur dan pernah pernah menjadi anggota Konstituante. Lahir di Pamekasan, Madura, tahun 1807, As'ad meninggal di Situbondo 4 Agustus 1990. Dia terkenal sebagai kiai NU yang berpengaruh pada masanya dan pada pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, As'ad adalah satu tokoh kunci.
Dia ikut pada pertemuan PBNU di Surabaya, 22 Oktober 1945 yang kemudian melahirkan "Rosulsi Jihad". Itulah resolusi yang menggerakkan arek-arek Surabaya dan warga di Jawa Timur berperang habis-habis pada 10 November 1945. Poin penting dari Resolusi Jihad adalah berperang melawan penjajah sebagai fardlu ain, kewajiban setiap individu, bersifat sabilillah untuk tegaknya Negara Republik Indonesia Merdeka dan agama Islam.
Ditulis di situs Pondo Pesantren Salafiyah Syafi'iyah, pada pertempuran 10 November, As'ad memimpin anggota Pelopor dan Pasukan Sabilillah Situbondo dan Bondowoso ke daerah Tanjung Perak yang kemudian bertempur hebat di Jembatan Merah. Sebelum digerakkan ke Surabaya, orang-orang dari Madura dari bekas Keresidenan Besuki itu, terlebih dahulu dikumpulkan di Pondok Pesantren Sukorejo oleh Kiai As'ad.
Datang di Surabaya, mereka bermarkas di sebuah rumah di Jalan Blauran IV/25, rumah Kiai Yasin. Di rumah itulah, para kiai yang lain, seperti Kiai Muhammad Sedayu, Kiai Maksum, Kiai Mahrus Ali Kediri dan beberapa kiai lainnya memompa semangat arek-arek untuk bertempur.
Kadim Prawirodirjo dalam bukunya, "Dari Panggung Sejarah Perang Kemerdekaan Indonesia" menggambarkan pertempuran bulan Nopember yang melibatkan As'ad.
"Pos Inggris di Gedung BPM Wonokromo, menjadi sasaran laskar Minyak, Batalyon TKR Sidoarjo, yang kemudian dibantu oleh pasukan-pasukan dari Malang, Pasukan Magenda dari Bondowoso dan dari Pasuruan… Bantuan juga berdatangan dari para Kyai dari Banten serta Alim Ulama dari Asembagus.
Mayor Jenderal Imam Sujai memimpin devisi TKR Malang, dan datang bersama ribuan pasukan Ulama, yang ternyata datang tanpa membawa senjata apa pun bahkan tampaknya tanpa sebilah pisau pun. Gempuran meriam-meriam dari kapal perang Inggris serta serangan dari pesawat terbang mereka, tidak menyurutkan ataupun menggentarkan para pemuda Indonesia dalam serbuan terhadap pos pertahanan Inggris di dalam kota Surabaya.
Corak bertempur Arek Suroboyo digambarkan oleh Kolonel Doulton:
….Orang Indonesia di Surabaya tidak menghiraukan kematiannya. Jika seorang leki-laki jatuh tertembak, 100 orang lainnya datang maju…Maju terus menyerang…Senjata berbicara tiada putus-putusnya. Kematian telah bertumpuk-tumpuk di bawah, dan di atasnya barikade berbentuk kuda-kuda. Tetapi orang Indonesia bertambah banyak berdatangan, melangkahi para pemuda yang tewas bergelimpangan di depannya…"
Setelah Surabaya jatuh ke tangan Inggris, As'ad menyingkir ke Gedangan Sidoarjo, di selatan Surabaya. Dia lantas meminta bantuan beberapa anggota Pelopor dan Pasukan Sabilillah yang lain untuk mengontak pejuang dari Situbondo dan Bondowoso. Mereka datang ke Gedangan, menumpang ke rumah penduduk.
Jauh sebelum itu, As'ad juga memimpin Laskar Pelopor dari Situbondo dan Jember untuk mengusir tentara Jepang yang tetap ingin bertahan di wilayah Garahan (Jember). Dalam suatu perundingan di bulan Agustus 1945, Asad mengusir tim perunding militer Jepang dan meminta mereka segera meninggalkan Indonesia.
Karena peran dan jasanya, As'ad kemudian diusulkan sebagai pahlawan nasional. Usulan itu sudah disampaikan sejak beberapa tahun yang lalu oleh Pemkab Situbondo kepada Kementerian Sosial. Tahun lalu, usulan itu dibalas oleh TP2GP (Tim Peneliti, Pengkaji Gelar Pusat), dan tahun ini As'ad diangerahi gelara pahlawan nasional. Hari ini Jokowi akan menyampaikan secara resmi anugerah itu di Istana Merdeka.
Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !
Siapa KH As'ad?
Dia adalah pendiri Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah, Sukorejo, Situbondo, Jawa Timur dan pernah pernah menjadi anggota Konstituante. Lahir di Pamekasan, Madura, tahun 1807, As'ad meninggal di Situbondo 4 Agustus 1990. Dia terkenal sebagai kiai NU yang berpengaruh pada masanya dan pada pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, As'ad adalah satu tokoh kunci.
Dia ikut pada pertemuan PBNU di Surabaya, 22 Oktober 1945 yang kemudian melahirkan "Rosulsi Jihad". Itulah resolusi yang menggerakkan arek-arek Surabaya dan warga di Jawa Timur berperang habis-habis pada 10 November 1945. Poin penting dari Resolusi Jihad adalah berperang melawan penjajah sebagai fardlu ain, kewajiban setiap individu, bersifat sabilillah untuk tegaknya Negara Republik Indonesia Merdeka dan agama Islam.
Ditulis di situs Pondo Pesantren Salafiyah Syafi'iyah, pada pertempuran 10 November, As'ad memimpin anggota Pelopor dan Pasukan Sabilillah Situbondo dan Bondowoso ke daerah Tanjung Perak yang kemudian bertempur hebat di Jembatan Merah. Sebelum digerakkan ke Surabaya, orang-orang dari Madura dari bekas Keresidenan Besuki itu, terlebih dahulu dikumpulkan di Pondok Pesantren Sukorejo oleh Kiai As'ad.
Datang di Surabaya, mereka bermarkas di sebuah rumah di Jalan Blauran IV/25, rumah Kiai Yasin. Di rumah itulah, para kiai yang lain, seperti Kiai Muhammad Sedayu, Kiai Maksum, Kiai Mahrus Ali Kediri dan beberapa kiai lainnya memompa semangat arek-arek untuk bertempur.
Kadim Prawirodirjo dalam bukunya, "Dari Panggung Sejarah Perang Kemerdekaan Indonesia" menggambarkan pertempuran bulan Nopember yang melibatkan As'ad.
"Pos Inggris di Gedung BPM Wonokromo, menjadi sasaran laskar Minyak, Batalyon TKR Sidoarjo, yang kemudian dibantu oleh pasukan-pasukan dari Malang, Pasukan Magenda dari Bondowoso dan dari Pasuruan… Bantuan juga berdatangan dari para Kyai dari Banten serta Alim Ulama dari Asembagus.
Mayor Jenderal Imam Sujai memimpin devisi TKR Malang, dan datang bersama ribuan pasukan Ulama, yang ternyata datang tanpa membawa senjata apa pun bahkan tampaknya tanpa sebilah pisau pun. Gempuran meriam-meriam dari kapal perang Inggris serta serangan dari pesawat terbang mereka, tidak menyurutkan ataupun menggentarkan para pemuda Indonesia dalam serbuan terhadap pos pertahanan Inggris di dalam kota Surabaya.
Corak bertempur Arek Suroboyo digambarkan oleh Kolonel Doulton:
….Orang Indonesia di Surabaya tidak menghiraukan kematiannya. Jika seorang leki-laki jatuh tertembak, 100 orang lainnya datang maju…Maju terus menyerang…Senjata berbicara tiada putus-putusnya. Kematian telah bertumpuk-tumpuk di bawah, dan di atasnya barikade berbentuk kuda-kuda. Tetapi orang Indonesia bertambah banyak berdatangan, melangkahi para pemuda yang tewas bergelimpangan di depannya…"
Setelah Surabaya jatuh ke tangan Inggris, As'ad menyingkir ke Gedangan Sidoarjo, di selatan Surabaya. Dia lantas meminta bantuan beberapa anggota Pelopor dan Pasukan Sabilillah yang lain untuk mengontak pejuang dari Situbondo dan Bondowoso. Mereka datang ke Gedangan, menumpang ke rumah penduduk.
Jauh sebelum itu, As'ad juga memimpin Laskar Pelopor dari Situbondo dan Jember untuk mengusir tentara Jepang yang tetap ingin bertahan di wilayah Garahan (Jember). Dalam suatu perundingan di bulan Agustus 1945, Asad mengusir tim perunding militer Jepang dan meminta mereka segera meninggalkan Indonesia.
Karena peran dan jasanya, As'ad kemudian diusulkan sebagai pahlawan nasional. Usulan itu sudah disampaikan sejak beberapa tahun yang lalu oleh Pemkab Situbondo kepada Kementerian Sosial. Tahun lalu, usulan itu dibalas oleh TP2GP (Tim Peneliti, Pengkaji Gelar Pusat), dan tahun ini As'ad diangerahi gelara pahlawan nasional. Hari ini Jokowi akan menyampaikan secara resmi anugerah itu di Istana Merdeka.
Demikianlah Artikel Siapa KH As’ad? Mengenal KH As’ad, Kiai yang Ditetapkan Sebagai Pahlawan
Sekianlah artikel Siapa KH As’ad? Mengenal KH As’ad, Kiai yang Ditetapkan Sebagai Pahlawan kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Siapa KH As’ad? Mengenal KH As’ad, Kiai yang Ditetapkan Sebagai Pahlawan dengan alamat link https://kabarislam24jam.blogspot.com/2016/11/siapa-kh-asad-mengenal-kh-asad-kiai.html
Loading...
0 Response to "Siapa KH As’ad? Mengenal KH As’ad, Kiai yang Ditetapkan Sebagai Pahlawan"
Posting Komentar