Loading...
link : Turki Balik Badan Soal Teroris di Suriah dengan Tudah AS
Turki Balik Badan Soal Teroris di Suriah dengan Tudah AS
Indonesian Free Press -- Turki melakukan aksi 'balik badan' soal terorisme dalam pemberontakan di Suriah dengan menuduh Amerika dan koalisinya sebagai pendukung para teroris di Suriah. Pada saat bersamaan Turki melancarkan aksi pemberangusan jaringan terorisme di negaranya. Padahal selama ini Turki dan koalisi zionis Amerika diketahui sebagai pendukung kelompok-kelompok teroris di Suriah.
"Adalah sangat jelas bahwa koalisi yang dipimpin Amerika mendukung para teroris di Suriah, termasuk ISIS," kata Presiden Turki Reccep Erdogan dalam konperensi pers hari Selasa (27 Desember), seperti dikutip Russia Today kemarin.
"Kami punya bukti-bukti kuat termasuk foto-foto dan video," tambahnya.
Pada hari yang sama polisi Turki menggerebeg dan menangkapi sejumlah kantor dan individu yang dianggap berhubungan dengan kelompok teroris. Di antara yang digerebeg tersebut adalah kantor organisasi 'amal' Humanitarian Relief Foundation (IHH) yang selama ini dikenal dekat dengan pemerintah Turki dan aktif menyalurkan 'bantuan' ke Suriah.
Selama ini IHH dan sejumlah organisasi kemanusiaan seperti White Helmets banyak disorot sebagai kedok bagi koalisi pimpinan Amerika untuk memberikan bantuan senjata kepada para teroris di Suriah. IHH diketahui juga aktif menggalang bantuan untuk Suriah di Indonesia.
Seperti dilaporkan Al Jazeera, Selasa, polisi anti teroris Turki melakukan operasi penggerebegan besar-besaran di enam kota terhadap individu dan organisasi yang diduga berhubungan dengan al-Qaeda.
The Humanitarian Relief Foundation (IHH) mengatakan bahwa polisi mengerebeg kantornya di kota Kilis di dekat perbatasan Suriah dan menahan seorang anggotanya.
"Kami melihat ini sebagain bagian dari rencana
"Adalah sangat jelas bahwa koalisi yang dipimpin Amerika mendukung para teroris di Suriah, termasuk ISIS," kata Presiden Turki Reccep Erdogan dalam konperensi pers hari Selasa (27 Desember), seperti dikutip Russia Today kemarin.
"Kami punya bukti-bukti kuat termasuk foto-foto dan video," tambahnya.
Pada hari yang sama polisi Turki menggerebeg dan menangkapi sejumlah kantor dan individu yang dianggap berhubungan dengan kelompok teroris. Di antara yang digerebeg tersebut adalah kantor organisasi 'amal' Humanitarian Relief Foundation (IHH) yang selama ini dikenal dekat dengan pemerintah Turki dan aktif menyalurkan 'bantuan' ke Suriah.
Selama ini IHH dan sejumlah organisasi kemanusiaan seperti White Helmets banyak disorot sebagai kedok bagi koalisi pimpinan Amerika untuk memberikan bantuan senjata kepada para teroris di Suriah. IHH diketahui juga aktif menggalang bantuan untuk Suriah di Indonesia.
Seperti dilaporkan Al Jazeera, Selasa, polisi anti teroris Turki melakukan operasi penggerebegan besar-besaran di enam kota terhadap individu dan organisasi yang diduga berhubungan dengan al-Qaeda.
The Humanitarian Relief Foundation (IHH) mengatakan bahwa polisi mengerebeg kantornya di kota Kilis di dekat perbatasan Suriah dan menahan seorang anggotanya.
"Kami melihat ini sebagain bagian dari rencana
Loading...
kotor," kata Wakil Presiden IHH Huseyin Oruc kepada wartawan usai penggerebegan. Ia menyebut polisi tidak memberikan alasan apapun selama penggerebegan itu.
Pada 1 Desember 2014 media-media Turki, terutama milik kubu oposisi, melaporkan bahwa sebuah truk yang berisi senjata dan amunisi 1 ditangkap oleh aparat keamanan di perbatasan Suriah. Pengemudi truk tersebut mengaku bekerja untuk IHH membawa bantuan ke Suriah. Tiga orang ditahan dalam penangkapan itu. Namun saat itu pemerintah pusat turut campur sehingga bantuan itu tetap melanjutkan perjalanan ke Suriah, sementara komandan pasukan yang melakukan penangkapan, dicopot dari jabatannya.
Terkait penggerebegan hari Selasa, pejabat Humas IHH, Serkan Nergis, mengatakana bahwa aksi penggerebegan tersebut dilakukan oleh polisi lokal, bukan polisi dari pusat.
Setelah bertahun-tahun tutup mata, atau bahkan turut membantu keberadaan kelompok-kelompok teroris seperti Jabat al Nusra dan ISIS di Suriah dan Irak, pemerintahan Erdogan kini merasakan bahwa citra dirinya harus diperbaiki. Selain memberangus teroris, pemerintah Turki kini menjalin kerjasama lebih dekat dengan Rusia dan Iran, dua negara yang selama ini berseberangan dengan Turki dalam konflik Suriah.
Seperti dilaporkan media-media massa internasional kemarin (28 Desember), Turki dan Rusia menyepakati gencatan senjata menyeluruh di Suriah untuk menyelesaikan konflik di Suriah.
"Turki dan Rusia setuju bagi diterapkannya gencatan senjata di seluruh Suriah. Kesepakatan ini ditujukan untuk mengakhiri konflik di Suriah, dimulai pada tengah malam tanggal 29 Desember," tulis South Front.
Kesepakatan itu harus disetujui oleh pemerintah Suriah dan tidak berlaku bagi kelompok-kelompok teroris. Jika gencatan senjata ini sukses, pemerintah Suriah akan menggelar pembicaraan damai di Astana, Kazakhstan, yang disponsori Rusia dan Turki. Demikian seperti dikatakan Menlu Turki Anadolu.
Ini adalah langkah konstruktif kedua setelah sebelumnya Turki, Rusia dan Iran menyepakati penyelesaian politik dan bukan militer, untuk mengakhiri konflik di Suriah yang sudah berlangsung sejak tahun 2011.(ca)
Pada 1 Desember 2014 media-media Turki, terutama milik kubu oposisi, melaporkan bahwa sebuah truk yang berisi senjata dan amunisi 1 ditangkap oleh aparat keamanan di perbatasan Suriah. Pengemudi truk tersebut mengaku bekerja untuk IHH membawa bantuan ke Suriah. Tiga orang ditahan dalam penangkapan itu. Namun saat itu pemerintah pusat turut campur sehingga bantuan itu tetap melanjutkan perjalanan ke Suriah, sementara komandan pasukan yang melakukan penangkapan, dicopot dari jabatannya.
Terkait penggerebegan hari Selasa, pejabat Humas IHH, Serkan Nergis, mengatakana bahwa aksi penggerebegan tersebut dilakukan oleh polisi lokal, bukan polisi dari pusat.
Setelah bertahun-tahun tutup mata, atau bahkan turut membantu keberadaan kelompok-kelompok teroris seperti Jabat al Nusra dan ISIS di Suriah dan Irak, pemerintahan Erdogan kini merasakan bahwa citra dirinya harus diperbaiki. Selain memberangus teroris, pemerintah Turki kini menjalin kerjasama lebih dekat dengan Rusia dan Iran, dua negara yang selama ini berseberangan dengan Turki dalam konflik Suriah.
Seperti dilaporkan media-media massa internasional kemarin (28 Desember), Turki dan Rusia menyepakati gencatan senjata menyeluruh di Suriah untuk menyelesaikan konflik di Suriah.
"Turki dan Rusia setuju bagi diterapkannya gencatan senjata di seluruh Suriah. Kesepakatan ini ditujukan untuk mengakhiri konflik di Suriah, dimulai pada tengah malam tanggal 29 Desember," tulis South Front.
Kesepakatan itu harus disetujui oleh pemerintah Suriah dan tidak berlaku bagi kelompok-kelompok teroris. Jika gencatan senjata ini sukses, pemerintah Suriah akan menggelar pembicaraan damai di Astana, Kazakhstan, yang disponsori Rusia dan Turki. Demikian seperti dikatakan Menlu Turki Anadolu.
Ini adalah langkah konstruktif kedua setelah sebelumnya Turki, Rusia dan Iran menyepakati penyelesaian politik dan bukan militer, untuk mengakhiri konflik di Suriah yang sudah berlangsung sejak tahun 2011.(ca)
Demikianlah Artikel Turki Balik Badan Soal Teroris di Suriah dengan Tudah AS
Sekianlah artikel Turki Balik Badan Soal Teroris di Suriah dengan Tudah AS kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Turki Balik Badan Soal Teroris di Suriah dengan Tudah AS dengan alamat link https://kabarislam24jam.blogspot.com/2016/12/turki-balik-badan-soal-teroris-di.html
Loading...
0 Response to "Turki Balik Badan Soal Teroris di Suriah dengan Tudah AS"
Posting Komentar