Loading...
link : Apa itu "JUMAT AGUNG" ? π° Apakah Tuhan Mati Hari Jumat untuk Menebus Dosa ? π
Apa itu "JUMAT AGUNG" ? π° Apakah Tuhan Mati Hari Jumat untuk Menebus Dosa ? π
Loading...
OpiniKu Online - kawan-kawan yang merayakan salah satu hari besar dalam kalender Gerejawi, yaitu perayaan Kematian Tuhan Yesus, atau disebut juga Jumat Agung, karena disalibkan oleh suatu konspirasi antara penguasa Romawi (Pontius Pilatus) yang memiliki kewenangan, Imam-Iman Yahudi yang memiliki motif dan Yudas Iskariot yang berkhianat.
Lalu, menurut tradisi Gereja, pada hari yang sama kita juga diperkenankan Tuhan untuk mendapatkan salah satu sakramen Gereja, yaitu Perjamuan Malam Kudus.
Ada pertanyaan paling menggelitik saya ketika masih kecil. Mengapa kematian dirayakan?
Ketika itu, imaji tentang kematian adalah kesedihan. Bukankah, niveau dalam setiap peristiwa kematian adalah kesedihan, tangisan dan ratapan?
Mengapa kematian Yesus harus dirayakan?
Mungkin bagi sebagian kita pertanyaan seperti itu diam-diam masih terselip juga barang satu atau dua dikit dalam benak. Beranjak dewasa, terutama ketika mulai lebih menekuni tugas sebagai seorang penatua barulah sedikit-demi sedikit misteri itu terkuak. Pergulatan iman seperti itulah yang ingin saya bagikan kepada kawan-kawan saya yang Kristiani. Untuk keperluan ini maka pertama-tama saya ingin mengutip apa yang ada di dalam Wikipedia (ensiklopdia bebas di internet yang dibuat oleh Wikipedia Foundation) tentang perayaan Jumat Agung.
Jumat Agung
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
(Dialihkan dari Wafatnya Yesus Kristus)
- Penyaliban Yesus
- Kematian Yesus di atas kayu salib
- Penguburan Yesus
Hari ini adalah salah satu hari terpenting dalam kalender umat Kristen dan dianggap sebagai puncak pelayanan Yesus di dunia, oleh sebab itu diberi sebutan ‘Agung’. Dalam sistem Yahudi sebenarnya hari ini jatuh pada hari Kamis, karena orang Yahudi merayakan Sabat pada hari Sabtu sedangkan orang Kristen pada hari Minggu. Hari kematian Yesus ini dihitung 3 hari sebelum hari Sabat, sesuai dengan lamanya Yesus dikuburkan, sehingga pada kalender Kristen jatuh pada hari Jumat.
Di dalam Alkitab cerita penyaliban Yesus disebut di dalam keempat Injil, dan didahului dengan cerita Perjamuan Kudus, pengkhianatan Yudas Iskariot, Yesus berdoa di taman Getsemani, penangkapan Yesus, penyangkalan Petrus terhadap Yesus sebanyak tiga kali, Yesus diadili oleh Mahkamah Agama, dan Yesus dihadapkan kepada Pontius Pilatus dan kemudian Herodes; kemudian dilanjutkan dengan kisah kebangkitan Yesus, penampakan Yesus kepada murid-muridnya serta orang banyak, serta kenaikan Yesus ke surga.
Di Indonesia, hari ini yang seringkali disebut hari Wafat Isa Al-Masih, merupakan hari libur nasional. Tanggalnya berbeda-beda setiap tahunnya, mengikuti hari Paskah.
Lalu, karena perayaan Jumat Agung, Perjamuan Kudus, dan nantinya, paskah berpusat pada Yesus maka saya juga ingin mengutipkan bagi kawan-kawan sekalian apa kata Wikipedia tentang Yesus.
Yesus dari Nazaret (kurang lebih antara 6 SM–4 SM – 29–33) adalah seorang tukang kayu, pengkhotbah/pengajar, penyembuh, guru/rabbi, pembuat mujizat, dan tokoh Yahudi yang paling terkenal; di dalam kekristenan Yesus Kristus juga merupakan Anak Allah, Tuhan, Mesias, dan Juru Selamat umat manusia; di dalam keislaman, Isa Almasih adalah seorang nabi penting (Nabi Isa).
Nama “Yesus” adalah alihaksara dari bahasa Yunani ΞΞ·ΟΞΏΟ
Ο [IΔsoΓ»s], yang pada gilirannya juga merupakan alihaksara dari bahasa Aram atau bahasa Ibrani yaitu:Yeshua, yang berarti : Keselamatan, atau “Tuhan adalah keselamatan”, “Tuhan menyelamatkan”. “Kristus” adalah gelar dalam teologi juga berasal dari bahasa Yunani Ξ§ΟΞΉΟΟΟΟ [Christos], yang dari bahasa Ibrani “Mesias“, berarti “yang diurapi” atau “yang terpilih”.
Berbeda dengan masa kecilnya yang kurang jelas diketahui (selain cerita kelahirannya), kita memiliki banyak informasi tentang tiga tahun terakhir hidupnya, dan khususnya minggu terakhir, dari keempat Injil di Alkitab serta tulisan-tulisan Paulus dan murid-muridnya yang lain.
Tindakan dan perkataan Yesus yang dicatat dalam Injil merupakan ajaran dasar kekristenan. Yesus mengajar di Galilea dan Yudea, dengan pesan penyangkalan diri dan pengampunan dosa. Hukum terutama yang Yesus ajarkan adalah hukum Kasih, bahwa manusia harus mengasihi Allah dan mengasihi sesama manusia.
Yesus dihukum mati di Yerusalem oleh gubernur Kerajaan Romawi, Pontius Pilatus, karena ditekan oleh massa yang gelap mata, dan dieksekusi dengan disalibkan. Yesus wafat dan dimakamkan, namun orang Kristen percaya bahwa Yesus bangkit kembali dari alam maut pada hari ketiga. Inilah Paskah bagi orang Kristen.
Ajarannya pada awalnya disebarkan oleh keduabelas rasul Yesus, dan kemudian juga Paulus, seorang ahli Farisi yang mula-mula menganiaya pengikut Yesus, namun akhirnya bertobat dan menjadi pengabar Injil yang masyhur. Mula-mula ajarannya disebarkan di daerah Israel kepada kaum Yahudi, namun akhirnya juga kepada bangsa-bangsa lain bukan Yahudi, dimulai dari panglima Romawi, Kornelius, hingga akhirnya merambah ke seluruh Asia Minor dan Afrika Utara, daratan Eropa Barat, Eropa Timur, Rusia, benua Amerika dan Australia, dan akhirnya ke Asia, sesuai dengan pesan terakhir Yesus untuk memberitakan Injil hingga ke ujung dunia.
Teologi Zalim: Tuhan Mati Hari Jumat untuk Menebus Dosa (1)
(Menjawab Serangan Penginjil terhadap Islam)
JUM'AT AGUNG (Good Friday) adalah hari yang istimewa bagi umat kristiani, yang jauh lebih agung daripada hari Jum’at biasanya. Mereka meyakini bahwa pada hari Jum’at Agung itulah Yesus yang adalah penjelmaan Tuhan itu menghembuskan nafasnya yang terakhir di atas gantungan tiang salib untuk menebus dosa manusia. Pada kalender Masehi tahun ini, hari Jum’at Agung itu jatuh pada tanggal 6 April. Pada kalender nasional, tanggal ini berwarna merah karena hari libur nasional dengan penjelasan “Hari Wafat Yesus Kristus” atau “Hari Wafat Isa Almasih.”
Ekspresi kegembiraan itu dilakukan secara overdosis oleh para penginjil dengan menodai agama lain. Sebuah situs kristenisasi berkedok Islam (www.######islam.com), memposting artikel “Bagaimana Allah Dapat Mati?” untuk menyanjung doktrin kematian Tuhan pada hari Jum’at Agung.
“Kebenaran yang paling mendasar dari agama Kristen adalah, fakta bahwa Allah mati bagi manusia. Kebenaran ini membuat orang Islam tersinggung. Bahkan, kebenaran ini menjadi batu sandungan bagi manusia selama ribuan tahun. Orang Islam menolak untuk menerima kematian Allah. Padahal, bila mereka mengenal Allah seperti diuraikan dalam Injil, mereka akan mengerti apa yang dimaksudkan dengan kematian Allah.
Isa Al-Masih adalah Allah yang dibungkus oleh daging. Untuk mengerti bagaimana Allah dapat mati, kita harus mengerti Pribadi Isa Al-Masih (Yesus Kristus).
Jika Isa hanya manusia biasa seperti yang dipercaya orang Islam, maka Allah tidak mati. Kita harus menyangkal firman Allah jika percaya hal ini. Menurut Injil, Isa adalah Allah yang dibungkus oleh daging. Injil mengatakan, “…Firman (Isa) itu bersama-sama dengan Allah dan Firman (Isa) itu adalah Allah...” (Injil Yohanes 1:1). Berarti, Isa Al-Masih adalah Firman Allah yang kekal.”
Tidak benar tuduhan para penginjil bahwa umat Islam tersinggung terhadap doktrin Kristen tentang kematian Tuhan untuk menebus dosa manusia. Karena akidah umat Islam sudah ilmiah, ilahiah dan baku sesuai dengan firman Allah dalam Al-Qur’an bahwa Nabi Isa sama sekali tidak pernah disalib.
“...Padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa” (Qs An-Nisa’ 157).
Justru umat Kristenlah yang tersinggung dengan ayat ini. Karena satu ayat ini meruntuhkan seluruh doktrin kekafiran umat kristiani yang berpangkal dari penyaliban Yesus. Bila tidak meyakini penyaliban Yesus, maka seluruh doktrin kristiani akan rontok tak tersisa. Tanpa penyaliban Yesus, maka gugurlah doktrin ketuhanan Yesus, dosa waris, penebusan dosa, inkarnasi Tuhan menjadi manusia Yesus, doktrin Yesus juru selamat dosa, dan sebagainya.
Makanya surat Al-Qur'an surat An-Nisa’ 157 ini sangat dibenci oleh para misionaris Kristen. Secara sederhana, ayat ini menyatakan banyak hal untuk membuktikan batilnya anggapan penyaliban Yesus, di antaranya:
Pertama, Nabi Isa tidak disalib karena orang yang disalib itu adalah orang lain yang diserupakan dengan Nabi Isa. Kenyataan ini didukung fakta-fakta dalam Bibel bahwa rezim yang menangkap Yesus tidak mengenal wajah Yesus, sehingga membayar Yudas untuk mengenali wajah Yesus dengan imbalan 30 keping perak (Matius 26:14-16). Selain itu, Bibel mencatat bahwa Yesus memiliki mukjizat bisa menghilang dari pandangan musuh (Lukas 4: 29-30) dan bisa merubah wajah (Matius 17: 2).
Kedua, orang-orang berselisih soal penyaliban. Betapa tidak, Bibel sendiri berselisih (kontradiktif) ketika menceritakan penyaliban Yesus, misalnya soal waktu penyaliban. Injil Markus 15:25 menyatakan bahwa Yesus disalib pada jam 9. Sementara Injil Yohanes 19:14 menceritakan bahwa pada jam 12 Yesus belum disalib, karena baru persiapan paskah. Adanya kontradiksi ini membuktikan bahwa para penulis Bibel hanya mengikuti persangkaan dan dugaan belaka.
Argumen penginjil berdasarkan Injil Yohanes 1:1 untuk meyakini Yesus sebagai wujud Tuhan yang dibungkus daging juga mengandung persoalan berat. Para ilmuwan Kristen sendiri meragukan keabsahan ayat ini, karena terbukti ayat ini bukan firman Tuhan, melainkan ayat palsu buatan manusia.
Selengkapnya, Injil Yohanes 1:1-14 ini berasal dari hymne Platonis yang diperkenalkan oleh cendekiawan Yahudi bernama Philo dari Alexandria. Bunyi kalimat pertama adalah: “Pada mulanya adalah Logos (firman), Logos (firman) itu bersama dengan Tuhan, dan Logos (firman) itu berasal dari Tuhan.”
Penyalin Kitab Yohanes kemudian mengadopsi hymne ini dan menempatkannya sebagai pembukaan Injil Yohanes, lalu merubah kalimat: “Logos itu berasal dari Tuhan” menjadi “Firman itu adalah Tuhan.”
Pencaplokan ajaran Platonis oleh penyalin Injil Yohanes ini, dijelaskan oleh bapa gereja Santo Agustinus sbb:
...Jika doktrin keselamatan melalui jalan pintas penebusan dosa oleh penjelmaan Tuhan ditopang oleh ayat palsu, maka bisa jadi surganya juga fatamorgana...
“...Book of the Platonist that had been translated out of Greek into Latin. In then I read, not indeed in these words but much the same thought, enforced by many varied arguments that: In the beginning was the word, and the word was with God and the word was God. All things were made by him, and without him nothing was made” (John K. Ryan, The Confession of St. Augustine, Doubleday, New York, 1960).
(...Buku filsafat Platonis yang telah diterjemahkan dari bahasa Yunani ke bahasa Latin. Di dalamnya salah baca, walaupun tidak sama persis tetapi jalan pikirannya sama, didukung dengan berbagai argumen bahwa: Pada mulanya adalah firman, dan firman itu bersama Tuhan, dan firman itu adalah (dari) dari Tuhan. Segala sesuatu dijadikan oleh dia (firman) dan tanpa dia (firman) tidak ada yang dijadikan).
Kepalsuan Injil Yohanes 1:1-14 ini diperkuat oleh catatan kaki Alkitab, bahwa Yohanes 1:1-18 bukanlah bagian Injil Yohanes, melainkan karya lepas yang kemudian dimasukkan menjadi pembuka kitab Yohanes tersebut:
“John 1:1-18; “The prologue is a hymn, formally poetic in style –perhap originally an independent composition and only later adapted and edited to serve as an overture to the Gospel” (The New Testament of the New American Bible, St. Paul Publication, 1970 hal. 203).
(Yohanes 1:1-18; pembukaan ini merupakan hymne berbentuk syair –mungkin berasal dari karya bebas, yang kemudian baru dikutip dan diedit untuk berperan sebagai pembuka Injil).
Jika doktrin keselamatan melalui jalan pintas penebusan dosa oleh penjelmaan Tuhan ditopang oleh ayat palsu, maka bisa jadi surganya juga fatamorgana. bersambung. [A. Ahmad Hizbullah/suara-islam]
- See more at: http://bit.ly/2K19OIO
By Kabar Islam 24 Jam
Demikianlah Artikel Apa itu "JUMAT AGUNG" ? π° Apakah Tuhan Mati Hari Jumat untuk Menebus Dosa ? π
Sekianlah artikel Apa itu "JUMAT AGUNG" ? π° Apakah Tuhan Mati Hari Jumat untuk Menebus Dosa ? π kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Apa itu "JUMAT AGUNG" ? π° Apakah Tuhan Mati Hari Jumat untuk Menebus Dosa ? π dengan alamat link https://kabarislam24jam.blogspot.com/2019/05/apa-itu-jumat-agung-apakah-tuhan-mati.html
Loading...
0 Response to "Apa itu "JUMAT AGUNG" ? π° Apakah Tuhan Mati Hari Jumat untuk Menebus Dosa ? π"
Posting Komentar