Loading...
link : Kisah Sebatang Anak Panah
Kisah Sebatang Anak Panah
Loading...
MetrominiNews - Kisah Sebatang anak panah (Renungan Jalan Seorang Pejuang).
Dalam suatu waktu, ada sepucuk anak panah yang akan dilontarkan dari busurnya. Anak panah tersebut adalah anak panah dari kualitas terbaik dan memiliki kelurusan akurasi paling baik pula. Anak panah ini Dibeli dengan harga yang mahal hanya untuk satu tujuan agar mengenai tepat sasaran. Perlahan busur mulai dikembangkan dan anak panah mengikuti alur tarikan busur. Hanya pemanahnyalah yang tahu pasti kemana target sasaran yang akan dikenakan, sedangkan anak panah hanya diciptakan memiliki daya lesat yang lurus dan tajam.
Dilepaslah tali busur lalu mendorong anak panah melesat meninggalkan busurnya. Dan anak panah ini memang dirancang untuk meluncur lurus, tidak berbelok arah, tidak serong dan tidak memutar arah.
Yang ia tahu ia telah meninggalkan busur "induknya", tidak mungkin ia akan kembali ke busur sediakala semenjak ia melesat dari busur tersebut. Hingga ia mengenai sasaran maka purna dan selesailah tugas dan urusannya.
Hingga sampai pada jiwa seorang mujahid, ia pun harus mengetahui konsekuensi ketika ia telah meniatkan untuk meniti di atas jalan juang ini. Sungguh hidupnya tak ubahnya seperti anak panah. Sekali ia dilontarkan dari busur, maka mustahil ia akan kembali kepada busurnya.
Atau anak panah ini adalah anak panah dengan kualitas jelek, sehingga tidak bisa melesat dengan baik untuk mengenai sasaran tepat.
TAPI INGAT, sejelek-jelek anak panah, Ia mustahil akan kembali kepada busurnya. Ia hanya akan meleset dan akan tetap berjalan maju.
Dan seorang mujahid, ia telah "melesat" menjauh dari pintu rumahnya dan meninggalkan apa-apa yang ada di dalamnya. Dan belum nampak anak panah memiliki kualitas bagus atau jelek sebelum ia melesat dari busur.
Tapi sungguh tiada pun dijumpai anak panah kembali ke busurnya setelah ia melesat maju. Dan langkah seorang pejuang pun mulai menjauh dan menjauh dari pintu rumahnya.
Apa tujuan dan cita-cita seorang mujahid tersebut? Apa dan dimana letak sasaran anak panah tersebut?
Ya, anak panah tidak memiliki akal, akan tetapi ia akan selalu berusaha untuk tepat sasaran atau setidaknya meleset sedikit.
Sedangkan seorang pejuang, Alloh Azza Wa Jalla Mengkaruniakan dia tauhid, iman, dan akal. Setidaknya lebih baik daripada anak panah yang paling jelek sekalipun.
Belum kudapati kisah anak panah kembali berputar kepada busurnya setelah terlontar.
Tapi banyak kujumpai pejuang yang mendekat kembali kepada pintu rumahnya dan melongok ke dalam melihat isi di dalamnya lalu menceburkan dirinya kembali ke dalamnya.
Duuh, padahal ia lebih baik dan lebih berakal daripada anak panah!
Duhai, adakah kenikmatan lain selain sampainya seseorang pada tujuan dan cita-citanya. Dan betapa bahagianya sebatang anak panah tertancap tepat pada sasarannya dan begitu pula pemiliknya...
Lalu apa yang bisa dibanggakan dari sebatang anak panah yang ketika dilontarkan (bilapun ada) ternyata kembali berbalik pulang kepada busurnya, meninggalkan seekor rusa yang rencananya akan dijadikan santapan malam setelah berhasil tertancap anak panah dan tewas...?
"Anak panah kembali ke busurnya"
Atau sekedar "Anak panah meleset dari sasarannya", yang dengan itu saja menimbulkan cela dan menggerutu sang pemiliknya.
Lalu bagaimana dengan seorang pejuang yang telah menjauh dan semakin menjauh dari pintu rumahnya..?
Dan sungguh, ada sebagian yang mendekati kembali pintu rumahnya. Seolah telah terhapus mimpi dan cita-citanya ketika dalam perjalanannya.
Atau ia mungkin berfikir kembali, "Mungkin impian dan cita-cita yang kubayangkan dulu tak seindah yang kubayangkan, dan masih indah pintu rumah ini dan apa yang ada di dalamnya"..
Wal 'iyadzu billah...
Sementara iman dan ilmu ada di dalam sanubarinya.
Akan tetapi itu tidak bermanfaat, ketika keletihan dan rasa malas menghinggapi sendi-sendi dan matanya. Sementara kesabaran telah tercerabut dari jiwanya. Dan ternyata tak se-simpel anak panah...
Dan sungguh, ada seorang pejuang yang menggambar dengan indah impian dan cita-citanya. Akan tetapi tidak menggambar apa yang nanti ada di tengah perjalanannya.
Yang dengan sekali hempasan saja, ia mendekat kembali dan merunut jalan pulang ke arah pintu gerbang rumahnya. Sementara aku menduga kecil kemungkinan atau bahkan mustahil sebatang anak panah yang terlontar akan kembali ke busurnya atau setidaknya ia akan meleset saja.
Seorang pemanah saja akan kesal apabila ada anak panah yang meleset dari sasarannya. Lalu bagaimana dengan anak panah yang kembali kepada busur yang melontarkannya..?
Lalu kenikmatan apa yang didapat, dari seorang yang mendekati pintu rumahnya kembali dan menceburkan diri ke dalamnya..?
Hatta ia telah melupakan, bahwa dirinya senantiasa memiliki musuh-musuh.
Hatta ia telah melupakan, bahwa hari-hari senggangnya dalam perjalanannya dulu, penuh dengan i'daad persiapan, siaga senjata, dan disiplin jasmani.
Semakin lama semakin letih, dan ketika kembali dan melihat isi dalam pintu rumah, terlepaslah seluruh ikatan itu.
Impian dan cita-cita, angin telah membawanya terbang dan jatuh seperti daun gugur, kuning pucat.
Wal 'iyadzu billah...
Wallohu a'lam bishowab...
(✍A.M.)
"Jika telah berlalu masa yang panjang dan engkau dilupakan, maka tetaplah teguh untuk memberikan pengajaran dan sampaikanlah kebenaran hingga ke hati yang paling dalam...". (/hussamtafaquhfiddien)
Dalam suatu waktu, ada sepucuk anak panah yang akan dilontarkan dari busurnya. Anak panah tersebut adalah anak panah dari kualitas terbaik dan memiliki kelurusan akurasi paling baik pula. Anak panah ini Dibeli dengan harga yang mahal hanya untuk satu tujuan agar mengenai tepat sasaran. Perlahan busur mulai dikembangkan dan anak panah mengikuti alur tarikan busur. Hanya pemanahnyalah yang tahu pasti kemana target sasaran yang akan dikenakan, sedangkan anak panah hanya diciptakan memiliki daya lesat yang lurus dan tajam.
Dilepaslah tali busur lalu mendorong anak panah melesat meninggalkan busurnya. Dan anak panah ini memang dirancang untuk meluncur lurus, tidak berbelok arah, tidak serong dan tidak memutar arah.
Yang ia tahu ia telah meninggalkan busur "induknya", tidak mungkin ia akan kembali ke busur sediakala semenjak ia melesat dari busur tersebut. Hingga ia mengenai sasaran maka purna dan selesailah tugas dan urusannya.
Hingga sampai pada jiwa seorang mujahid, ia pun harus mengetahui konsekuensi ketika ia telah meniatkan untuk meniti di atas jalan juang ini. Sungguh hidupnya tak ubahnya seperti anak panah. Sekali ia dilontarkan dari busur, maka mustahil ia akan kembali kepada busurnya.
Atau anak panah ini adalah anak panah dengan kualitas jelek, sehingga tidak bisa melesat dengan baik untuk mengenai sasaran tepat.
TAPI INGAT, sejelek-jelek anak panah, Ia mustahil akan kembali kepada busurnya. Ia hanya akan meleset dan akan tetap berjalan maju.
Dan seorang mujahid, ia telah "melesat" menjauh dari pintu rumahnya dan meninggalkan apa-apa yang ada di dalamnya. Dan belum nampak anak panah memiliki kualitas bagus atau jelek sebelum ia melesat dari busur.
Tapi sungguh tiada pun dijumpai anak panah kembali ke busurnya setelah ia melesat maju. Dan langkah seorang pejuang pun mulai menjauh dan menjauh dari pintu rumahnya.
Apa tujuan dan cita-cita seorang mujahid tersebut? Apa dan dimana letak sasaran anak panah tersebut?
Ya, anak panah tidak memiliki akal, akan tetapi ia akan selalu berusaha untuk tepat sasaran atau setidaknya meleset sedikit.
Sedangkan seorang pejuang, Alloh Azza Wa Jalla Mengkaruniakan dia tauhid, iman, dan akal. Setidaknya lebih baik daripada anak panah yang paling jelek sekalipun.
Belum kudapati kisah anak panah kembali berputar kepada busurnya setelah terlontar.
Tapi banyak kujumpai pejuang yang mendekat kembali kepada pintu rumahnya dan melongok ke dalam melihat isi di dalamnya lalu menceburkan dirinya kembali ke dalamnya.
Duuh, padahal ia lebih baik dan lebih berakal daripada anak panah!
Duhai, adakah kenikmatan lain selain sampainya seseorang pada tujuan dan cita-citanya. Dan betapa bahagianya sebatang anak panah tertancap tepat pada sasarannya dan begitu pula pemiliknya...
Lalu apa yang bisa dibanggakan dari sebatang anak panah yang ketika dilontarkan (bilapun ada) ternyata kembali berbalik pulang kepada busurnya, meninggalkan seekor rusa yang rencananya akan dijadikan santapan malam setelah berhasil tertancap anak panah dan tewas...?
"Anak panah kembali ke busurnya"
Atau sekedar "Anak panah meleset dari sasarannya", yang dengan itu saja menimbulkan cela dan menggerutu sang pemiliknya.
Lalu bagaimana dengan seorang pejuang yang telah menjauh dan semakin menjauh dari pintu rumahnya..?
Dan sungguh, ada sebagian yang mendekati kembali pintu rumahnya. Seolah telah terhapus mimpi dan cita-citanya ketika dalam perjalanannya.
Atau ia mungkin berfikir kembali, "Mungkin impian dan cita-cita yang kubayangkan dulu tak seindah yang kubayangkan, dan masih indah pintu rumah ini dan apa yang ada di dalamnya"..
Wal 'iyadzu billah...
Sementara iman dan ilmu ada di dalam sanubarinya.
Akan tetapi itu tidak bermanfaat, ketika keletihan dan rasa malas menghinggapi sendi-sendi dan matanya. Sementara kesabaran telah tercerabut dari jiwanya. Dan ternyata tak se-simpel anak panah...
Dan sungguh, ada seorang pejuang yang menggambar dengan indah impian dan cita-citanya. Akan tetapi tidak menggambar apa yang nanti ada di tengah perjalanannya.
Yang dengan sekali hempasan saja, ia mendekat kembali dan merunut jalan pulang ke arah pintu gerbang rumahnya. Sementara aku menduga kecil kemungkinan atau bahkan mustahil sebatang anak panah yang terlontar akan kembali ke busurnya atau setidaknya ia akan meleset saja.
Seorang pemanah saja akan kesal apabila ada anak panah yang meleset dari sasarannya. Lalu bagaimana dengan anak panah yang kembali kepada busur yang melontarkannya..?
Lalu kenikmatan apa yang didapat, dari seorang yang mendekati pintu rumahnya kembali dan menceburkan diri ke dalamnya..?
Hatta ia telah melupakan, bahwa dirinya senantiasa memiliki musuh-musuh.
Hatta ia telah melupakan, bahwa hari-hari senggangnya dalam perjalanannya dulu, penuh dengan i'daad persiapan, siaga senjata, dan disiplin jasmani.
Semakin lama semakin letih, dan ketika kembali dan melihat isi dalam pintu rumah, terlepaslah seluruh ikatan itu.
Impian dan cita-cita, angin telah membawanya terbang dan jatuh seperti daun gugur, kuning pucat.
Wal 'iyadzu billah...
Wallohu a'lam bishowab...
(✍A.M.)
"Jika telah berlalu masa yang panjang dan engkau dilupakan, maka tetaplah teguh untuk memberikan pengajaran dan sampaikanlah kebenaran hingga ke hati yang paling dalam...". (/hussamtafaquhfiddien)
Demikianlah Artikel Kisah Sebatang Anak Panah
Sekianlah artikel Kisah Sebatang Anak Panah kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Kisah Sebatang Anak Panah dengan alamat link https://kabarislam24jam.blogspot.com/2016/12/kisah-sebatang-anak-panah.html
Loading...
0 Response to "Kisah Sebatang Anak Panah"
Posting Komentar