Loading...
link : Sobron yaa Akhi, Hadza Thoriq ila Jannah (Bersabarlah Saudaraku, Inilah Jalan Menuju Surga) [Bag 2]
Sobron yaa Akhi, Hadza Thoriq ila Jannah (Bersabarlah Saudaraku, Inilah Jalan Menuju Surga) [Bag 2]
Loading...
MetrominiNews - Dalam reruntuhan gedung yang terus dibombardir debu-debu membuat diriku susah bernafas. Aku sudah berpikir tidak menjumpai kehidupan dunia lagi dan hatikupun menjadi tenang. Hingga mereka membawaku diatas selimut keluar dari tempat itu, ada sebuah mobil menunggu dan membawaku pergi tak tahu entah kemana. Sempat terpikir mungkinkah aku dibawa ke rumah sakit turky sebab pernah aku dengar ikhwah yg terluka parah diselundupkan dirawat dirumah sakit turky entah benar atau tidak?. Hingga aku sampai disebuah rumah ternyata tobya (rumah perawatan darurat) lalu banyak suntikan diberikan ketubuhku agar aku tetap sadar, sementara masih sempat ku dengar drone dan jet-jet tempur berputar diatas tobya (dikemudian hari tobya ini dibombardir hingga 5 ikhwah syahid juga dokter dan para perawatnya) ku lihat satu ikhwah tertembak kakinya dan aku mengenali ikhwah itu juga dirawat bersamaku. Setelah banyak suntikan dan aku tetap sadar buru-buru kami dibawa pergi dikeluarkan dari arena kobani ke tempat perawatan darurat beberapa km diluar kobani untuk menghindari bombardir.
Paginya saat fajar aku dibangunkan untuk sholat tapi aku tak mampu menggerakkan tubuhku yang sudah seperti robot, kaku dan darah terus keluar dari lubang-lubang pecahan besi bom disekujur tubuhku. Alhamdulillah aku masih mampu sholat fajar kupaksakan sekuat tenaga. Lalu lunglai lemah tak berdaya tak sadar lagi entah berapa lama.
Pagi sekitar jam 9 aku dipindahkan ke sebuah mobil dimana ada 6 ikhwah yg terluka salah satunya amir katibah yg kena hantaman RPG sebelum kami dihajar bom, Aku selalu mendampinginya di front terdepan, dia singa yang tangguh tiga luka ditubuhnya salah satunya peluru menembus dadanya sampai belakang tapi tetap terus bertempur hingga RPG menghentikanya dan bom jet-jet tempur menghentikanku.
Sampailah kami dirumah sakit manbej. Antriii, banyaknya ikhwah yang terluka sampai membludak tidak ada tempat perawatan lagi, saat itu musim dingin. Aku diletakkan dilorong rumah sakit untuk menunggu hingga berdatangan ikhwah turkistani dan memotretku, mereka mengira aku sudah syahid karena melihat kondisiku. Hingga foto-foto itu tersebar dijarablus dan internet dan beberapa ikhwah Indonesia mendengarnya.
Aku sudah tidak tahu lagi rasanya tubuhku yang sakit karna sudah pada tingkat maksimal, darah trus mengalir membasahi tubuhku. Aku mengadu kepada Rabbku Allah 'Azza wa Jalla. "Yaa Allah yaa Rabb, aku lapar dan haus dijalanMu. ...tolonglah aku yaa Rabb. Tolonglah aku. ...
Aku tidak tahu darimana datangnya ada seorang laki-laki tua dengan pakaian khas Arab, jubah dengan jandana dan grim (kafayeh dan lingkaran hitam diatas kepalanya khas arab) berdiri didekat sebelah kepalaku, dia mengupas apel lalu dimasukkan ke mulutku pelan-pelan hingga aku mampu mengunyah dan menelannya hingga dua buah, aku bilang cukup. Lalu dia meminumkan dua gelas susu hangat yang manis hingga hilang lapar dan hausku. Itulah makanan dan minuman terlezat yg kurasakan. Lalu laki-laki tua itu pergi aku tidak tahu kemana. Yaa Rabb sungguh Engkau Maha Agung dan Maha belas kasih, ampunilah aku yang hina ini.
Hampir sepanjang hari aku harus menjalani pemeriksaan yang berulang-ulang di MRI, sedang kepalaku serasa mau pecah. Tubuhku mulai menggigil sedang sebagian auratku tersingkap karena pakainku sudah hancur tidak karuan.
Aku dimasukkan ke suatu kamar yang membuat hatiku pilu tersayat-sayat. Semua dalam kamar itu terluka parah, ada yang diamputasi kakinya, ada yang matanya tertembus peluru, ada yang sering muntah darah, ada yang sekujur tubuhnya dari kaki sampai muka berlubang seperti ayakan karna besi-besi bom melubangi tubuhnya. yaa sekujur tubuh hingga ikhwah ini hanya bisa sujud tak mampu duduk atau tidur, sungguh berat penderitaannya. Lalu ada yang syahid dikamar itu. .Allah Yaa Rabb. Inilah Saudaraku yang menjaga darah-darah kaum muslimin dengan tumpahan darah dan hilangnya nyawanya. Tapi apa yang dilakukan umat ini kepada mereka? Apa balasan kaum ini kepada mereka? Celaan, tuduhan, permusuhan. Dengan keji tangan-tangan jahil dan lidah-lidah beracun sebagian umat ini melontarkan tombak dan panah-panah keji. yaa mereka berkata, "Mujahidin khawarij, bodoh, ghuluw, takfiri, antek amerika dan zionis, sekutu syi'ah, Khilafah palsu, Daulah ilusi" tuduhan-tuduhan campursari dusta yang tidak bisa mereka buktikan. Para para penuduh itu hidupnya hanya sebatas satu jengkal diatas pusar dan satu jengkal dibawah pusar tidak lebih dari itu, lalu berbicara besar Sok tahu.Yaa kaum dimana posisi kalian? Kemana kalian hendak lari? Sedang kalian terperosok dari ujung kaki sampai kepala dalam kehinaan. ...!
Lalu diantara ikhwah yang terluka itu Saling mendo'akan dan menghibur diri dengan janji dan balasan kemenangan atau Jannah dari Rabbul'alamiin. Mereka membisikkan ke telinggaku untuk menghiburku yang tak berdaya.
"Sobron yaa Akhii, hadza Thoriq ila Jannah". Allahu Akbar! Air mataku tertumpah. dengan kondisi mereka yang parah ku lihat wajah-wajah mereka yang tenang, ridho, sabar dan teguh. Sungguh sepanjang hidupku aku tak menjumpai umat terbaik dikolong langit ini kecuali mereka para Mujahidin.
Beberapa hari aku tidak mampu menggerakkan tubuhku yang kaku seperti robot, satu persatu besi-besi pecahan bom dikeluarkan dari tubuhku, ada lubang yang sebesar "Neker mbelong"(kelereng besar) ada sadaya (pecahan besi) yang sampai hari ini bersarang ditubuhku tidak bisa dikeluarkan.
Disaat aku sudah mulai agak baik bisa memperhatikan sekelilingku, ku lihat seseorang yang ku kenal. Yaa dia Abu Mus' ab Turkistani ikhwah yang menyelamatkan aku pertama kali dengan selimut waktu tergeletak tak berdaya. Dia sedang merawat seorang ikhwah Turkistani yang luka parah, sekujur tubuhnya melepuh terbakar,kedua matanya hilang tapi Alhamdulillah masih hidup. Abu Mus'ab bertanya padaku dan bilang dua granat yang terakhir aku bawa ada padanya.Tahukah kisah selanjutnya? Disaat mereka (Abu Mus' ab turkistani dan timnya) menyelamatkanku dari bombardir apa yang mereka bayar untuk nyawaku? 12 Mujahidin turkistani gugur sebagai syuhada dan yang terbakar sekujur tubuh dan kehilangan dua Mata itu Abu Iskak. Dia kehilangan kedua matanya dan sekujur tubuhnya terbakar ketika menyelamatkan nyawaku. ...Allahu Akbar! 12 nyawa hilang dan satu kehilangan dua matanya buta seumur hidupnya demi menyelamatkan jiwaku. yaaaa kaum inilah ukhuwah, inilah itsar, inilah arti berkorban untuk saudara seimannya, bukan ukhuwah bualan basa-basi! Dimana posisi kalian sekarang yaa kaum terhadap saudara-saudara kalian! Kalian menjadi bakhil dan kikir. Kalian berikan untuk Rabb kalian, dien kalian, saudara-saudara kalian semua serba sisa-sisa. Umur sisa-sisa, harta sisa-sisa, waktu sisa-sisa, tenaga sisa-sisa, semua hanya sisa-sisa lalu kalian berharap mendapatkan Surga! Ittaqillah yaa kauum!
Kalian tengah bermain-main dengan Rabb dan dien kalian. .......
To be continued (bersambung) Insya Allah biidznillah
Baca Kisah Bagian 1
Paginya saat fajar aku dibangunkan untuk sholat tapi aku tak mampu menggerakkan tubuhku yang sudah seperti robot, kaku dan darah terus keluar dari lubang-lubang pecahan besi bom disekujur tubuhku. Alhamdulillah aku masih mampu sholat fajar kupaksakan sekuat tenaga. Lalu lunglai lemah tak berdaya tak sadar lagi entah berapa lama.
Pagi sekitar jam 9 aku dipindahkan ke sebuah mobil dimana ada 6 ikhwah yg terluka salah satunya amir katibah yg kena hantaman RPG sebelum kami dihajar bom, Aku selalu mendampinginya di front terdepan, dia singa yang tangguh tiga luka ditubuhnya salah satunya peluru menembus dadanya sampai belakang tapi tetap terus bertempur hingga RPG menghentikanya dan bom jet-jet tempur menghentikanku.
Sampailah kami dirumah sakit manbej. Antriii, banyaknya ikhwah yang terluka sampai membludak tidak ada tempat perawatan lagi, saat itu musim dingin. Aku diletakkan dilorong rumah sakit untuk menunggu hingga berdatangan ikhwah turkistani dan memotretku, mereka mengira aku sudah syahid karena melihat kondisiku. Hingga foto-foto itu tersebar dijarablus dan internet dan beberapa ikhwah Indonesia mendengarnya.
Aku sudah tidak tahu lagi rasanya tubuhku yang sakit karna sudah pada tingkat maksimal, darah trus mengalir membasahi tubuhku. Aku mengadu kepada Rabbku Allah 'Azza wa Jalla. "Yaa Allah yaa Rabb, aku lapar dan haus dijalanMu. ...tolonglah aku yaa Rabb. Tolonglah aku. ...
Aku tidak tahu darimana datangnya ada seorang laki-laki tua dengan pakaian khas Arab, jubah dengan jandana dan grim (kafayeh dan lingkaran hitam diatas kepalanya khas arab) berdiri didekat sebelah kepalaku, dia mengupas apel lalu dimasukkan ke mulutku pelan-pelan hingga aku mampu mengunyah dan menelannya hingga dua buah, aku bilang cukup. Lalu dia meminumkan dua gelas susu hangat yang manis hingga hilang lapar dan hausku. Itulah makanan dan minuman terlezat yg kurasakan. Lalu laki-laki tua itu pergi aku tidak tahu kemana. Yaa Rabb sungguh Engkau Maha Agung dan Maha belas kasih, ampunilah aku yang hina ini.
Hampir sepanjang hari aku harus menjalani pemeriksaan yang berulang-ulang di MRI, sedang kepalaku serasa mau pecah. Tubuhku mulai menggigil sedang sebagian auratku tersingkap karena pakainku sudah hancur tidak karuan.
Aku dimasukkan ke suatu kamar yang membuat hatiku pilu tersayat-sayat. Semua dalam kamar itu terluka parah, ada yang diamputasi kakinya, ada yang matanya tertembus peluru, ada yang sering muntah darah, ada yang sekujur tubuhnya dari kaki sampai muka berlubang seperti ayakan karna besi-besi bom melubangi tubuhnya. yaa sekujur tubuh hingga ikhwah ini hanya bisa sujud tak mampu duduk atau tidur, sungguh berat penderitaannya. Lalu ada yang syahid dikamar itu. .Allah Yaa Rabb. Inilah Saudaraku yang menjaga darah-darah kaum muslimin dengan tumpahan darah dan hilangnya nyawanya. Tapi apa yang dilakukan umat ini kepada mereka? Apa balasan kaum ini kepada mereka? Celaan, tuduhan, permusuhan. Dengan keji tangan-tangan jahil dan lidah-lidah beracun sebagian umat ini melontarkan tombak dan panah-panah keji. yaa mereka berkata, "Mujahidin khawarij, bodoh, ghuluw, takfiri, antek amerika dan zionis, sekutu syi'ah, Khilafah palsu, Daulah ilusi" tuduhan-tuduhan campursari dusta yang tidak bisa mereka buktikan. Para para penuduh itu hidupnya hanya sebatas satu jengkal diatas pusar dan satu jengkal dibawah pusar tidak lebih dari itu, lalu berbicara besar Sok tahu.Yaa kaum dimana posisi kalian? Kemana kalian hendak lari? Sedang kalian terperosok dari ujung kaki sampai kepala dalam kehinaan. ...!
Lalu diantara ikhwah yang terluka itu Saling mendo'akan dan menghibur diri dengan janji dan balasan kemenangan atau Jannah dari Rabbul'alamiin. Mereka membisikkan ke telinggaku untuk menghiburku yang tak berdaya.
"Sobron yaa Akhii, hadza Thoriq ila Jannah". Allahu Akbar! Air mataku tertumpah. dengan kondisi mereka yang parah ku lihat wajah-wajah mereka yang tenang, ridho, sabar dan teguh. Sungguh sepanjang hidupku aku tak menjumpai umat terbaik dikolong langit ini kecuali mereka para Mujahidin.
Beberapa hari aku tidak mampu menggerakkan tubuhku yang kaku seperti robot, satu persatu besi-besi pecahan bom dikeluarkan dari tubuhku, ada lubang yang sebesar "Neker mbelong"(kelereng besar) ada sadaya (pecahan besi) yang sampai hari ini bersarang ditubuhku tidak bisa dikeluarkan.
Disaat aku sudah mulai agak baik bisa memperhatikan sekelilingku, ku lihat seseorang yang ku kenal. Yaa dia Abu Mus' ab Turkistani ikhwah yang menyelamatkan aku pertama kali dengan selimut waktu tergeletak tak berdaya. Dia sedang merawat seorang ikhwah Turkistani yang luka parah, sekujur tubuhnya melepuh terbakar,kedua matanya hilang tapi Alhamdulillah masih hidup. Abu Mus'ab bertanya padaku dan bilang dua granat yang terakhir aku bawa ada padanya.Tahukah kisah selanjutnya? Disaat mereka (Abu Mus' ab turkistani dan timnya) menyelamatkanku dari bombardir apa yang mereka bayar untuk nyawaku? 12 Mujahidin turkistani gugur sebagai syuhada dan yang terbakar sekujur tubuh dan kehilangan dua Mata itu Abu Iskak. Dia kehilangan kedua matanya dan sekujur tubuhnya terbakar ketika menyelamatkan nyawaku. ...Allahu Akbar! 12 nyawa hilang dan satu kehilangan dua matanya buta seumur hidupnya demi menyelamatkan jiwaku. yaaaa kaum inilah ukhuwah, inilah itsar, inilah arti berkorban untuk saudara seimannya, bukan ukhuwah bualan basa-basi! Dimana posisi kalian sekarang yaa kaum terhadap saudara-saudara kalian! Kalian menjadi bakhil dan kikir. Kalian berikan untuk Rabb kalian, dien kalian, saudara-saudara kalian semua serba sisa-sisa. Umur sisa-sisa, harta sisa-sisa, waktu sisa-sisa, tenaga sisa-sisa, semua hanya sisa-sisa lalu kalian berharap mendapatkan Surga! Ittaqillah yaa kauum!
Kalian tengah bermain-main dengan Rabb dan dien kalian. .......
To be continued (bersambung) Insya Allah biidznillah
Note: ini foto Abu Iskak turkistani yang memberikan kedua matanya untuk menyelamatkanku, beliau masih hidup sering sholat di masjid bersamaku jika tidak diriku di front. Aku berhutang nyawa padanya dan 12 Mujahidin turkistani yg telah gugur sebagai syuhada. Allahumma Taqobbal
Baca Kisah Bagian 1
Dikisahkan oleh : Ustadz Adam Syam
Demikianlah Artikel Sobron yaa Akhi, Hadza Thoriq ila Jannah (Bersabarlah Saudaraku, Inilah Jalan Menuju Surga) [Bag 2]
Sekianlah artikel Sobron yaa Akhi, Hadza Thoriq ila Jannah (Bersabarlah Saudaraku, Inilah Jalan Menuju Surga) [Bag 2] kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Sobron yaa Akhi, Hadza Thoriq ila Jannah (Bersabarlah Saudaraku, Inilah Jalan Menuju Surga) [Bag 2] dengan alamat link https://kabarislam24jam.blogspot.com/2016/12/sobron-yaa-akhi-hadza-thoriq-ila-jannah_10.html
Loading...
0 Response to "Sobron yaa Akhi, Hadza Thoriq ila Jannah (Bersabarlah Saudaraku, Inilah Jalan Menuju Surga) [Bag 2]"
Posting Komentar