Loading...

KISAH HIDUP dan kegagalan pendiri HONDA, Soichiro Honda

KISAH HIDUP dan kegagalan pendiri HONDA, Soichiro Honda - Hallo sahabat Kabar Islam 24 Jam, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul KISAH HIDUP dan kegagalan pendiri HONDA, Soichiro Honda, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Loading...
Judul : KISAH HIDUP dan kegagalan pendiri HONDA, Soichiro Honda
link : KISAH HIDUP dan kegagalan pendiri HONDA, Soichiro Honda

Banyak Dicari


    KISAH HIDUP dan kegagalan pendiri HONDA, Soichiro Honda

    Amati kendaraan yang melintasi jalan raya. Pasti, mata Anda

    selalu terbentur pada kendaraan bermerek Honda, baik berupa mobil maupun motor. Merek kendaran ini memang selalu menyesaki padatnya lalu lintas. Karena itu barangkali memang layak disebut sebagai raja jalanan.





    Namun, pernahkah Anda tahu, sang pendiri kerajaan bisnis
    Honda -- 
    Soichiro Honda -- selalu diliputi kegagalan saat menjalani  kehidupannya sejak kecil hingga berbuah lahirnya imperium bisnis  mendunia itu ? 




    Dia bahkan tidak pernah bisa menyandang gelar insinyur.
    Ia bukan siswa yang memiliki otak cemerlang. Di kelas, duduknya tidak 
    pernah di depan, selalu menjauh dari pandangan guru.





    Saat merintis bisnisnya, Soichiro Honda selalu diliputi
    kegagalan. Ia sempat jatuh sakit, kehabisan uang, dikeluarkan dari
    kuliah. Namun, ia terus bermimpi dan bermimpi. Dan, impian itu
    akhirnya terjelma dengan bekal ketekunan dan kerja keras. ''Nilaiku
    jelek di sekolah. Tapi saya tidak bersedih, karena dunia saya di
    sekitar mesin, motor dan sepeda,'' tutur Soichiro, yang meninggal
    pada usia 84 tahun, setelah dirawat di RS Juntendo, Tokyo, akibat
    mengidap lever.


    Kecintaannya kepada mesin, jelas diwarisi dari ayahnya yang
    membuka bengkel reparasi pertanian, di dusun Kamyo, distrik Shizuko,

    Jepang Tengah. Di kawasan inilah dia lahir. Kala sering bermain di
    bengkel, ayahnya selalu memberi catut (kakak tua) untuk mencabut
    paku. Ia juga sering bermain di tempat penggilingan padi melihat
    mesin diesel yang menjadi motor penggeraknya. Di situ, lelaki kelahiran 17 November 1906 ini dapat berdiam diri berjam-jam. Tak
    seperti kawan sebayanya kala itu yang lebih banyak menghabiskan waktu bermain penuh suka cita. Dia memang menunjukan keunikan sejak awal.




    Seperti misalnya kegiatan nekad yang dipilihnya pada usia 8 tahun,
    dengan bersepeda sejauh 10 mil. Itu dilakukan hanya karena ingin
    menyaksikan pesawat terbang.





    Bersepada memang menjadi salah satu hobinya kala kanak-kanak.
    Dan buahnya, ketika 12 tahun, Soichiro Honda berhasil menciptakan
    sebuah sepeda pancal dengan model rem kaki. Sampai saat itu, di
    benaknya belum muncul impian menjadi usahawan otomotif. Karena dia sadar berasal dari keluarga miskin. Apalagi fisiknya lemah, tidak
    tampan, sehingga membuatnya selalu rendah diri.





    Di usia 15 tahun, Honda hijrah ke kota, untuk bekerja di Hart
    Shokai Company. Bossnya, Saka Kibara, sangat senang melihat cara
    kerjanya. Honda teliti dan cekatan dalam soal mesin. Setiap suara
    yang mencurigakan, setiap oli yang bocor, tidak luput dari
    perhatiannya. Enam tahun bekerja di situ, menambah wawasannya tentang permesinan. Akhirnya, pada usia 21 tahun, Saka Kibara mengusulkan membuka suatu kantor cabang di Hamamatsu. Tawaran ini tidak ditampiknya.



    Di Hamamatsu prestasi kerjanya kian membaik. Ia selalu
    menerima reparasi yang ditolak oleh bengkel lain. Kerjanya pun cepat
    memperbaiki mobil pelanggan sehingga berjalan kembali. Karena itu,
    jam kerjanya tak jarang hingga larut malam, dan terkadang sampai
    subuh. Yang menarik, walau terus kerja lembur otak jeniusnya tetap
    kreatif.


    Loading...
    font-size: 20.8px">Kejeniusannya membuahkan fenomena. Pada zaman itu, jari-jari
    mobil terbuat dari kayu, hingga tidak baik untuk kepentingan meredam
    goncangan. Menyadari ini, Soichiro punya gagasan untuk menggantikan ruji-ruji itu dengan logam. Hasilnya luar biasa. Ruji-ruji logamnya laku keras, dan diekspor ke seluruh dunia.





    Pada usia 30 tahun, Honda menandatangani patennya yang
    pertama. Setelah menciptakan ruji. Lalu Honda pun ingin melepaskan
    diri dari bosnya, membuat usaha bengkel sendiri. Mulai saat itu dia
    berpikir, spesialis apa yang dipilih ? Otaknya tertuju kepada
    pembuatan ring piston, yang dihasilkan oleh bengkelnya sendiri pada
    1938. Lalu, ditawarkannya karya itu ke sejumlah pabrikan otomotif.
    Sayang, karyanya itu ditolak oleh Toyota, karena dianggap tidak
    memenuhi standar. Ring Piston buatannya tidak lentur, dan tidak laku
    dijual. Ia ingat reaksi teman-temannya terhadap kegagalan itu dan
    menyesalkan dirinya keluar dari bengkel milik Saka Kibara. Akibat
    kegagalan itu, Honda jatuh sakit cukup serius. Dua bulan kemudian,
    kesehatannya pulih kembali. Ia kembali memimpin bengkelnya. Tapi,
    soal ring pinston itu, belum juga ada solusinya. Demi mencari
    jawaban, ia kuliah lagi untuk menambah pengetahuannya tentang mesin.


    http://ift.tt/2jRsr5k


    Siang hari, setelah pulang kuliah, dia langsung ke bengkel
    mempraktekkan pengetahuan yang baru diperoleh. Tetapi, setelah dua
    tahun menjadi mahasiswa, ia akhirnya dikeluarkan karena jarang
    mengikuti kuliah. ''Saya merasa sekarat, karena ketika lapar tidak
    diberi makan, melainkan dijejali penjelasan bertele-tele tentang
    hukum makanan dan pengaruhnya,'' ujar Honda, yang diusia mudanya
    gandrung balap mobil. Kepada rektornya, ia jelaskan kuliahnya bukan
    mencari ijazah. Melainkan pengetahuan. Penjelasan ini justru dianggap penghinaan. Tapi dikeluarkan dari perguruan tinggi bukan akhir segalanya. Berkat kerja kerasnya, desain ring pinston-nya diterima pihak Toyota yang langsung memberikan kontrak. Ini membawa Honda berniat mendirikan pabrik. Impiannya untuk mendirikan pabrik mesin pun serasa kian dekat di pelupuk mata.


    Tetapi malangnya, niatan itu kandas. Jepang, karena siap
    perang, tidak memberikan dana kepada masyarakat. Bukan Honda kalau menghadapi kegagalan lalu menyerah pasrah. Dia lalu nekad
    mengumpulkan modal dari sekelompok orang untuk mendirikan pabrik.

    Namun lagi-lagi musibah datang. Setelah perang meletus, pabriknya
    terbakar, bahkan hingga dua kali kejadian itu menimpanya.



    Honda tidak pernah patah semangat. Dia bergegas mengumpulkan
    karyawannya. Mereka diperintahkan mengambil sisa kaleng bensol yang dibuang oleh kapal Amerika Serikat, untuk digunakan sebagai bahan mendirikan pabrik. Penderitaan sepertinya belum akan selesai. Tanpa diduga, gempa bumi meletus menghancurkan pabriknya, sehingga diputuskan menjual pabrik ring pinstonnya ke Toyota. Setelah itu, Honda mencoba beberapa usaha lain. Sayang semuanya gagal.


    Akhirnya, tahun 1947, setelah perang, Jepang kekurangan
    bensin. Di sini kondisi ekonomi Jepang porak poranda. Sampai-sampai Honda tidak dapat menjual mobilnya akibat krisis moneter itu. Padahal dia ingin menjual mobil itu untuk membeli makanan bagi keluarganya.


    Dalam keadaan terdesak, ia lalu kembali bermain-main dengan
    sepeda pancalnya. Karena memang nafasnya selalu berbau rekayasa
    mesin, dia pun memasang motor kecil pada sepeda itu. Siapa sangka,
    sepeda motor-- cikal bakal lahirnya mobil Honda -- itu diminati oleh
    para tetangga. Jadilah dia memproduksi sepeda bermotor itu. Para
    tetangga dan kerabatnya berbondong-bondong memesan, sehingga Honda kehabisan stok. Lalu Honda kembali mendirikan pabrik motor. Sejak itu, kesuksesan tak pernah lepas dari tangannya. Motor Honda berikut mobilnya, menjadi raja jalanan dunia, termasuk Indonesia.





    Semasa hidup Honda selalu menyatakan, jangan dulu melihat
    keberhasilanya dalam menggeluti industri otomotif. Tapi lihatlah
    kegagalan-kegagalan yang dialaminya. 

    ''ORANG MELIHAT KESUKSESAN SAYA
    HANYA SATU PERSEN. TAPI, MEREKA TIDAK MELIHAT 99 PERSEN KEGAGALAN SAYA,'
    ' tuturnya. 

    Ia memberikan petuah, ''KETIKA ANDA MENGALAMI
    KEGAGALAN, MAKA SEGERALAH MULAI KEMBALI BERMIMPI. DAN MIMPIKANLAH MIMPI BARU.'' 


    Jelas kisah Honda ini merupakan contoh, bahwa sukses itu bisa diraih seseorang dengan modal seadanya, tidak pintar di sekolah, dan hanya berasal dari keluarga miskin.


    Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !


    Demikianlah Artikel KISAH HIDUP dan kegagalan pendiri HONDA, Soichiro Honda

    Sekianlah artikel KISAH HIDUP dan kegagalan pendiri HONDA, Soichiro Honda kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

    Anda sekarang membaca artikel KISAH HIDUP dan kegagalan pendiri HONDA, Soichiro Honda dengan alamat link https://kabarislam24jam.blogspot.com/2017/01/kisah-hidup-dan-kegagalan-pendiri-honda.html
    Loading...

    Subscribe to receive free email updates:

    Related Posts :

    0 Response to "KISAH HIDUP dan kegagalan pendiri HONDA, Soichiro Honda"

    Posting Komentar