Loading...

Pengertian Dan Keutamaan Thaharah

Pengertian Dan Keutamaan Thaharah - Hallo sahabat Kabar Islam 24 Jam, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Pengertian Dan Keutamaan Thaharah, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Loading...
Judul : Pengertian Dan Keutamaan Thaharah
link : Pengertian Dan Keutamaan Thaharah

Banyak Dicari


    Pengertian Dan Keutamaan Thaharah


    Secara bahasa, ath-thaharah maknanya ialah kesucian dan kebersihan dari segala yang tercela, baik dhahir maupun batin (Lihat Syarah Shahih Muslim lin Nawawi juz 3 hal. 455 dan Tuhfatul Ahwadzi Syarah Sunan At-Tirmidzi , Al-Mubarakfuri jilid 1 hal. 18). Sedangkan makna ath-thaharah dalam istilah fiqh ialah hilangnya perkara yang menghalangi sahnya shalat. Dan perkara yang menghalangi sahnya shalat itu ialah hadats atau najis. Sedangkan menghilangkan hadats atau najis itu dengan air atau debu. (Lihat Al-Mughni fi Fiqhil Imam Ahmad bin Hanbal , Ibnu Qudamah, jilid 1 hal. 21).

    Hadats itu ialah kondisi seorang Muslim yang sedang batal wudlunya karena keluarnya sesuatu dari dua jalan (yaitu jalan kemaluan depan yang diistilahkan dengan qubul dan jalan kemaluan belakang yang diistilahkan dengan dubur ), atau batalnya wudlu karena berhubungan badan antara suami dengan istri, yaitu ketika kemaluan pria telah masuk ke kemaluan wanita walaupun tidak keluar mani, maka batal pula wudlunya. Sehingga bila seseorang itu dikatakan ber hadats , maknanya ialah bila dia telah batal wudlunya karena sebab-sebab tersebut.

    Jadi ath-thaharah itu menurut istilah fiqh maknanya ialah bila seorang Muslim telah bersih dari hadats dan najis sehingga secara dhahir dapat menunaikan shalat sebagaimana mestinya.



    BEBERAPA KETENTUAN DI SEPUTAR HADATS

    Istilah hadats telah dikenal para ahli fiqh yang diambil dari antara lain sabda Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam sebagaimana berikut ini:

    Dari Abu Hurairah radliyallahu `anhu , beliau berkata: Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam bersabda: "Tidak diterima shalatnya orang yang ber hadats sehingga dia berwudlu." Berkata seseorang dari Hadramaut: "Apakah yang dimaksud hadats itu wahai Abu Hurairah?" Beliau menjawab: "Ialah keluar angin atau kentut." (HR. Bukhari dalam Kitab Shahih nya, Kitabul Wudlu' bab La Tuqbalus Shalatu bi Ghairi Thahur hadits ke 135)

    Ibnu Hajar Al-Aqalani rahimahullah menerangkan: "Yang dimaukan dengan hadats ini ialah apa saja yang keluar dari dua jalan ( qubul dan dubur ). Abu Hurairah menafsirkan dengan secara khusus demikian adalah karena ingin memberikan peringatan tentang terjadinya hadats yang paling ringan, karena keluar angin atau ketut
    Loading...
    itu adalah hadats yang paling sering terjadi ketika dalam shalat. Dan adapun jenis hadtas yang lainnya telah diterangkan oleh para ulama, seperti menyentuh kemaluan, menyentuh perempuan, muntah sepenuh mulut, berbekam. Bisa jadi Abu Hurairah menerangkan demikian karena beliau tidak memandang hadats itu kecuali karena sesuatu yang keluar dari dua jalan sehingga hal-hal yang diterangkan para ulama tersebut tidak termasuk dalam perkara hadats . Demikian pula Al-Bukhari sependapat dengan Abu Hurairah." ( Fathul Bari , Ibnu Hajar al-Asqalani, jilid 1 hal. 235)

    Para ulama menerangkan bahwa hadats itu ada dua:

    1). Al-Hadatsul Asghar , yakni hadats kecil yang meliputi segenap pembatal wudlu, yang hanya dihilangkan dengan berwudlu saja.

    2). Al-Hadatsul Akbar , yakni hadats besar yang meliputi segenap pembatal wudlu yang harus dihilangkan dengan mandi yang disertai wudlu padanya dan mandi yang demikian ini dinamakan mandi junub.

    Tetapi kemudian yang masyhur, hadats itu ialah pembatal-pembatal wudlu yang hanya dihilangkan dengan berwudlu saja atau yang dinamakan al-hadatsul ashgar ( hadats kecil). Sedangkan al-hadatsul akbar sering disebut junub, haidl atau nifas. (Lihat Mushannaf , Al-Imam Abdurrazaq bi Hammam As-Shan`ani, jilid 1 hal. 138 bab Al-Wudlu' minal Hadats ).

    KEUTAMAAN THAHARAH

    Setelah kita mengerti perkara najis dalam pembahasan yang lalu dan perkara hadats , maka perlu juga kita mengerti keutamaan ath-thaharah di sisi Allah Ta`ala terutama dalam kaitannya dengan ibadah kepada Allah Ta`ala. Kita dapati antara lain firman Allah di dalam Al-Qur'an:

    "Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang banyak bertaubat dan orang-orang yang melakukan amalan thaharah (bersuci)." ( Al-Baqarah : 222)

    Juga Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam bersabda:

    "Berthaharah itu (yakni bersuci itu) adalah separoh dari iman." (HR. Muslim dalam Shahih nya, Kitabut Thaharah hadits ke 223 dari Abi Malik Al-Asy'ari radliyallahu `anhu ).

    Dan beliau shallallahu `alaihi wa sallam bersabda:

    "Kuncinya shalat itu ialah ber thaharah , dan pengharamannya (yakni mulai diharamkan berbicara dalam shalat) ialah takbir (yaitu takbir permulaan shalat atau dinamakan takbiratul ihram), dan penghalalannya ialah salam (yakni halal kembali berbicara setelah berakhirnya shalat dengan mengucapkan salam)." (HR. Tirmidzi dalam Sunan nya dari Ali. Abu Isa (yakni At-Tirmidzi) berkata: "Hadits ini paling shahih dan paling baik dalam bab ini.").

    //


    Demikianlah Artikel Pengertian Dan Keutamaan Thaharah

    Sekianlah artikel Pengertian Dan Keutamaan Thaharah kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

    Anda sekarang membaca artikel Pengertian Dan Keutamaan Thaharah dengan alamat link https://kabarislam24jam.blogspot.com/2017/06/pengertian-dan-keutamaan-thaharah.html
    Loading...

    Subscribe to receive free email updates:

    Related Posts :

    0 Response to "Pengertian Dan Keutamaan Thaharah"

    Posting Komentar